Pemahaman
penganut bumi datar terhadap gravitasi mungkin berbeda-beda. Namun intinya mereka tidak mempercayai adanya
gaya gravitasi. Karena gravitasi mutlak
membuktikan bahwa bentuk bumi adalah bulat (Silakan lihat tulisan saya
sebelumnya : Gravitasi membuktikan bumi
bulat).
Artinya jika percaya gravitasi ada, maka harus percaya bahwa bentuk bumi
adalah bulat, bahkan tanpa memerlukan pembuktian yang lain. Mereka menyebut
gravitasi hanyalah mitos.
Pandangan “mitos gravitasi” ini ternyata menyebar
pada anak-anak SMP sampai pada mereka yang sudah sarjana, bahkan pasca sarjana.
Ini terjadi setelah mereka menonton video bumi datar dari youtube. Saya
memperkirakan penyebab ini semua adalah kekurangfahaman mereka terhadap sains
terutama ilmu fisika.
Pada seri kali ini saya akan
meluruskan kekeliruan pemahaman seputar gaya gravitasi. Saya mengutip dari sebuah web yang saya anggap
dapat mewakili pandangan umum para
penganut bumi datar terhadap pemahaman gravitasi. Mohon maaf saya sampaikan kepada penulis web
tersebut. Bukan maksud saya meremehkan atau merendahkan, ini hanya sebagai
pembelajaran semata.
Di sini tidak saya sebutkan alamat dan nama
penulis untuk menjaga kenyamanan. Saya
mengutip dengan cara screenshot agar tidak terjadi distorsi kata-kata dan
kalimat. Judul pada web tersebut adalah “Teori Gravitasi Newton Mitos atau Fakta?”.
Saya memberi judul pada setiap sub
pembahasan. Screenshot yang saya tampilkan berasal dari web. Dan selanjutnya saya langsung memberi
komentar di bawahnya untuk meluruskan pemahaman yang keliru. Silakan ikuti pembahasannya.
Perbedaan Teori dan Hukum
Bukan
“teori gravitasi Newton”, yang benar adalah “Hukum Gravitasi Umum Newton” dan “Teori
relativitas Umum Einstein”. Mulai
sekarang kita harus bisa membedakan mana yang hukum dan mana yang teori.
Walaupun
kita
tidak boleh menutup kemungkinan adanya kesalahan dalam suatu hukum
sains
namun hampir bisa dipastikan hukum-hukum dalam sains bernilai
kebenaran. Hukum dalam sains pasti telah melewati jutaan hingga
milyaran kali pengujian, baik
di laboratorium maupun pengujian dalam kehidupan sehari-hari oleh
siapapun. Hukum dalam sains bukanlah asumsi tapi adalah fakta ilmiah. Hukum sains lahir dari adanya fakta yang terjadi
berulang-ulang secara konsisten di dalam kehidupan sehari-hari. Jadi rasanya
sulit sekali membantah hukum dalam sains. Berbeda dengan teori, Kebenaran dalam
sebuah teori misalnya teori relativitas Einstein masih harus diuji.
Contoh
hukum dalam sains bidang listrik dan elektronika adalah hukum ohm. Sampai detik ini tidak ada satupun insinyur
perancang produk elektronika yang berani
melanggarnya saat mendesain produk.
Milyaran perangkat elektronika dan listrik sudah diproduksi dengan kepatuhan
terhadap hukum ohm.
Dalam bidang biologi ada hukum pewarisan sifat
Mendel. Hukum ini digunakan untuk
mendapatkan varietas unggul. Sampai hari
ini tidak ada satupun pewarisan sifat keturunan yang melanggar hukum
Mendel.
Dalam
ilmu
menggambar kita mengenal hukum perspektif.
Sampai sekarang belum ada orang yang bisa membuktikan benda yang jauh
akan terlihat lebih besar. Dan hukum gravitasi Newton juga memiliki
kedudukan yang sama dengan hukum lain.
Sampai hari ini tidak ada satupun manusia yang bisa membuktikan
kesalahan hukum gravitasi.
Hukum dalam sains bukan dibuat atau diciptakan oleh
manusia. Hukum sains ditemukan oleh manusia sebagai penjelasan atas fakta-fakta
dan gejala alam semesta yang kita rasakan setiap hari. Kita ambil contoh hukum pewarisan sifat
Mendel yang ditemukan oleh Mendel adalah dari hasil pengamatan terhadap
fakta-fakta pewarisan sifat kacang Ercis.
Dengan mengamati dan mempelajari terus akhirnya Mendel bisa menyimpulkan
sebuah aturan atau ketetapan dalam pewarisan sifat. Aturan atau ketetapan yang berlaku ini disebut
sebagai hukum pewarisan Mendel, karena dialah yang menemukannya.
Bagi
orang yang tidak beriman hukum-hukum sains ini disebut sebagai hukum alam.
Namun bagi orang yang beriman, hukum-hukum sains adalah ketetapan Tuhan yang
berlaku di alam ini sebagai tanda-tanda kebesarannya bagi orang yang mau
berfikir. Di dalam kitab suciNya Tuhan memerintahkan kita untuk memikirkan
ciptaanNya. Jika dari membaca kitab
suciNya saja kita sudah faham dengan bentuk bumi dan alam semesta, tentu Tuhan
tidak akan memerintahkan kita untuk memikirkan penciptaan langit dan bumi bukan? Dengan cara apa kita bisa memikirkan
penciptaan langit dan bumi ? Sudah pasti dengan mempelajari sains.
Konsep Gravitasi
“Rumusnya
benar tapi tidak membuktikan bumi memiliki gaya tarik” Ini adalah pernyataan
yang kontradiktif. Pemahaman terhadap konsep
hukum gravitasi kurang memadai, dan kurang bisa menerjemahkan bahasa matematika. Rumus
itu menjelaskan bahwa setiap benda bermassa akan menarik benda bermassa lain
dengan gaya yang sebanding dengan perkalian massa kedua benda dan berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak benda. Jika mengatakan rumus itu benar berarti juga
harus mengatakan bumi memiliki gaya tarik, karena bumi memiliki massa.
Gaya
gravitasi bukan hanya dimiliki oleh bumi dan matahari saja. Semua benda bermassa misalnya batu, kayu,
badan kita dan lainnya memiliki gaya gravitasi.
Mengapa kita tidak pernah melihat dua massa benda saling tarik
sebagaimana kita melihat penggaris plastik yang digosokkan ke rambut dapat
menarik kertas kecil akibat gaya elektromagnetik? Karena untuk massa benda yang
kecil gaya gravitasi yang dihasilkan sangat kecil, kalah telak dibandingkan dengan
gaya gesek dan gaya beratnya.
Sebagai
gambaran untuk dua benda bermassa masing-masing 1 kg yang didekatkan pada jarak
10 cm (diukur dari pusat massa benda 1 ke pusat massa benda 2, bukan tepi benda)
gaya yang dihasilkan memiliki orde sepuluh pangkat minus 9 Newton. Bandingkan dengan gaya beratnya yang mencapai
10 Newton. Jika tidak ada gaya yang menghalangi, kedua benda tersebut akan
saling menempel. Percobaan di laboratorium telah dapat membuktikan adanya gaya
tarik antara dua massa benda. Silakan
baca tulisan saya sebelumnya.
Konsep gerak benda
Ada
kekeliruan pemahaman terhadap konsep gerak benda. Hukum Newton I tentang gerak benda mengatakan
benda yang diam akan selamanya diam sampai ada gaya yang menggerakkannya dan
benda yang bergerak lurus dengan kelajuan konstan akan terus bergerak sampai
ada gaya yang menghentikannya. Ini disebut juga hukum kelembaman atau kekekalan
inersia. Bumi yang berputar mengelilingi
matahari akan tetap berputar sampai kiamat atau sampai ada gaya yang
menghentikannya misalnya tertabrak planet lain. Bumi tidak jatuh ke matahari karena
bumi mengimbanginya dengan cara mengorbit sehingga terjadi kesetimbangan gaya
dan arah gerak. Jadi masuk akal bila bumi akan terus mengelilingi matahari sampai
kiamat.
Cara
mengorbit inilah yang digunakan oleh satelit agar tidak jatuh ke bumi. Gerak mengorbit ini tidak memerlukan gaya
dorong terus menerus tapi cukup sekali saja saat hendak diorbitkan dengan cara memberi kelajuan awal dan arah yang
tepat. Setelah mengorbit satelit akan
tetap berputar. Itulah mengapa satelit
tidak memerlukan bahan bakar yang banyak, cukup dari panel-panel surya yang energinya
digunakan untuk peralatan elektronika. Ini sekaligus menjawab keraguan dan
pertanyaan berapa banyak bahan bakar yang digunakan satelit untuk mengorbit.
Jika
kita perhatikan gerak satelit tanpa memperhatikan penyebab geraknya, sejatinya
satelit sedang mengalami gerak jatuh bebas ke bumi (GLBB). Karena ada gerak mendatar dengan kelajuan
konstan (GLB) yang arahnya tegak lurus terhadap gerak jatuh bebas terjadilah
perpaduan arah gerak. Perpaduan ini
menghasilkan lintasan sesaat yang melengkung dengan jari-jari sama dengan jarak
satelit dengan pusat massa bumi. Perpaduan
gerak ini terus berulang sehingga jarak satelit akan tetap sama dengan
jari-jari lingkaran. Ini menjadi gerak
mengorbit. Gerak mendatar dengan
kelajuan konstan (GLB) ini akan tetap ada (sesuai dengan hukum Newton I) sampai
ada gaya yang menghentikannya.
Gambar
gerak orbit
Gravitasi matahari
“Kita
dan alam semesta menempel” mungkin maksudnya kita dan bumi menempel, ini
terjadi akibat gaya gravitasi bumi menarik benda apapun yang memiliki massa. Balon
helium bisa terbang atau naik ke atas juga karena gaya gravitasi. Penjelasannya seperti ini, walau bumi memanggil
keduanya namun bumi lebih menyukai udara yang massa jenisnya lebih besar dari
pada balon helium sehingga dengan congkaknya udara mengusir balon helium ke
atas. Mengapa balon helium tidak merayu
saja udara agar bersama-sama mendatangi bumi?
Karena balon helium tahu bahwa udara akan menjawab “maaf ruangannya
tidak cukup jadi kamu sebaiknya keatas saja”.
Yang membuat matahari memiliki gaya gravitasi adalah
karena matahari memiliki massa. Setiap benda
yang memiliki massa pasti akan memiliki gaya gravitasi. Ini sesuai dengan hukum
gravitasi Newton. Jadi matahari bisa
menarik planet-planet yang mengelilinginya dan planet mengimbangi dengan orbitnya.
Penyebab Balon helium terbang
Mengapa
balon helium bisa terbang? Sudah pasti
Newton akan menjawab karena gravitasi (bukan
anti gravitasi). Newton bukanlah orang yang bodoh yang tidak mengerti dengan
hal yang sangat sepele semacam itu. Orang
yang memaksa Newton untuk menjawab anti gravitasi adalah orang yang belum
mengerti konsep gerak dan gaya. Tidak perlu Newton yang
menjawabnya, murid saya saja yang belajarnya malas-malasan tahu kalau balon
helium terbang bukan karena anti
gravitasi tapi karena gaya angkat Archimedes.
(Gaya Archimedes terjadi karena gravitasi, silakan baca artikel
sebelumnya)
Yang
menjawab “berat jenis” adalah penulis web sendiri bukan Archimedes. Di sini kita lihat ada kekeliruan konsep
antara berat jenis dan massa jenis. Berat benda adalah gaya yang disebabkan oleh gravitasi
(ingat ya berat itu gaya gravitasi). Jadi
ini pasti maksudnya massa jenis. Massa jenis tidak memiliki arah jadi
perbedaan massa jenis tidak akan dapat mengarahkan balon helium ke atas. Perbedaan massa jenis juga tidak menyebabkan
timbulnya percepatan saat terbang ke atas, padahal saat balon helium terbang
keatas pasti memiliki percepatan.
Percepatan balon helium terbang keatas dengan mengabaikan gaya hambat
udara dan ganguan angin, adalah
;
Percepatan = (berat balon - berat udara seukuran balon) /
massa balon
Satu lagi dan ini yang paling
fundamental dalam konsep gerak benda. Mohon maaf bukan saya menggurui, hanya
mengingatkan kembali apa yang sudah kita dapatkan dari sekolah. Semua perubahan gerak benda terjadi karena
gaya. Entah dari diam jadi bergerak,
benda dipercepat atau diperlambat, benda jatuh, benda bergerak lalu diam dan
sebagainya. Ini adalah konsekuensi logis dari hukum pertama Newton tentang
kelembaman. Tidak ada pergerakan benda yang terjadi karena perbedaan massa jenis. Perhatikan saat balon helium masih terikat
tali, lalu saat tali dilepas bisa terbang.
Apa yang membuat balon dari diam jadi terbang? Tentu saja itu suatu gaya.
Mulai
sekarang kita harus bisa membedakan berat dan massa agar kita punya kompetensi
yang memadai untuk berbicara masalah gravitasi.
Dalam konteks kehidupan sehari-hari wajar kita sering mengatakan massa
sebagai berat, suhu sebagai panas. Saya
sendiri juga begitu kalau beli buah bilangnya beratnya sekian, atau saat anak
demam tanyanya panasnya berapa. Namun dalam konteks keilmuan kita wajib bisa
membedakannya. Apalagi saat berbicara
masalah gravitasi, wajib hukumnya mengerti konsep massa dan berat, massa jenis
dan berat jenis.
Jadi yang lebih masuk akal adalah balon helium
terbang ke atas karena gaya gravitasi. (boleh
juga menjawab karena perbedaan berat jenis atau karena gaya Archimedes, namun
berat jenis dan gaya Archimedes sebenarnya terjadi karena gravitasi, lihat
tulisan saya sebelumnya)
Pergerakan bumi dan bulan karena gravitasi
Teori
peredaran bulan dan matahari karena elektromagnetik ini sama sekali tidak bisa
menjelaskan berapa muatan bumi berapa muatan matahari, berapa gaya yang terjadi
antara bumi dan matahari, bagaimana kesetimbangan gayanya sehingga matahari,
bulan dan bintang-bintang berputar di atas bumi, bukan mengorbit, bertentangan dengan pernyataannya sendiri “seperti elektron mengitari inti atom”. Ini adalah teori yang tidak disertai
penjelasan dan pembuktian yang memadai, cukup hanya mengatakan bulan dan
matahari berputar di atas bumi karena gaya elektromagnetik. Habis.
Yang lebih masuk akal adalah pergerakan bumi
mengelilingi matahari dan bulan mengelilingi bumi adalah karena ketiganya memiliki
gaya gravitasi akibat massa yang dimilikinya. Gaya gravitasi menyebabkan bumi dan planet
mengorbit matahari, bulan mengorbit
bumi. Dengan rumus hukum gravitasi bisa
dijelaskan kesetimbangan gaya, lintasan orbit bulan, bumi dan planet-planet
lainnya. Sangat mudah memahaminya.
Tidak ada gaya tolak bumi
Nah
ini baru benar mengatakan “hukum kekekalan energi” bukan “teori kekekalan energi”. Ada kekeliruan
sangat fatal dalam memahami
konsep hukum kekekalan energi.
Pengertian
Hukum kekekalan energi adalah
“Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk
lain, tetapi tidak bisa diciptakan atau dimusnahkan”
Atau
bisa juga diartikan
“Proses yang terjadi dalam suatu sistem tertutup, tidak
menyebabkan bertambah atau berkurangnya energi total”
Sistem
tertutup adalah suatu sistem yang masih memungkinkan terjadinya pertukaran energi
dengan lingkungan namun tidak terjadi pertukaran massa atau benda.
Bumi
dan atmosfirnya bisa kita anggap sebagai sistem tertutup, dengan kosmis sebagai
lingkungannya. Radiasi kosmis misalnya
cahaya matahari, cahaya bulan memberikan energinya kepada bumi, sebagian ada
yang diserap, ada yang dipantulkan, dan yang diserap juga diradiasikan kembali
sebagai radiasi infra merah. Jika
dihitung energi yang dipancarkan kosmis ke bumi, yang dipantulkan dan
diradiasikan bumi jumlah totalnya adalah tetap, alias tidak berkurang atau
bertambah sedikitpun. Hukum kekekalan energi
berlaku di sini.
Contoh
hal yang jelas-jelas melanggar hukum kekekalan energi adalah pernyataan “benda
yang terkena cahaya bulan suhunya akan turun”. Cahaya adalah salah satu bentuk energi, entah dari pantulan atau dari pembiasan atau langsung
dari sumbernya, bila mengenai benda pasti ada
sebagian energi yang diserap benda, walau sekecil apapun suhu benda akan naik
bukan turun. Jika ada percobaan benda
terkena cahaya bulan suhunya turun, bisa dipastikan metode percobaannya salah,
atau tidak memperhitungkan pengaruh lingkungan atau memang disengaja agar
hasilnya seperti itu.
Konsepnya, kekekalan energi adalah keadaan jumlah energi yang
tetap setelah terjadi suatu peristiwa atau proses dalam sistem. Dengan
memahami konsep kekekalan energi kita tahu bahwa ini tidak ada hubungannya sama
sekali dengan keharusan adanya gaya tolak gravitasi. Selain gaya gravitasi setidaknya ada dua gaya yang hanya menarik yaitu
gaya kohesi dan gaya adhesi. Gaya
kohesi adalah gaya tarik dua benda sejenis, tidak ada gaya tolak benda
sejenis. Gaya adhesi adalah gaya tarik
benda tak sejenis, tidak ada gaya tolak benda tak sejenis.
Ketiadaan
gaya tolak gravitasi pun tidak bisa dihubungkan dengan gaya aksi-reaksi. Ketika kita mendorong tembok (gaya tolak),
tembok pun mendorong kita dengan arah berlawanan (gaya tolak juga). Saat kita menarik tali, tali pun menarik
kita, sama-sama gaya tarik. Dan aksi-reaksi ini terjadi setelah gaya bekerja
pada benda, reaksi terjadi setelah adanya aksi. Aksi reaksi tidak sama dengan
tarik-tolak.
Kita
bisa mengambil contoh, gaya tarik dan gaya tolak yang dimiliki oleh
elektromagnetik. Gaya tarik dan gaya
tolak elektromagnetik adalah dua hal yang terpisah yang kejadiannya masing-masing bisa di tempat dan waktu yang berbeda dan
tanpa saling mempengaruhi. Misalnya kejadian
elektron ditarik inti atom sehingga mengorbit tidak ada hubunganya sama sekali
dengan kejadian positron yang ditolak inti atom. Hubungan kedua gaya tersebut (gaya tarik dan tolak elektromagnetik) tidak
ada korelasinya dengan hukum kekekalan energi dan gaya aksi-reaksi. Jadi ketiadaan gaya tolak gravitasi pun tidak
bisa dihubungkan dengan hukum kekekalan energi dan gaya aksi-reaksi.
Tidak
ada hukum atau pernyataan ilmuwan manapun yang mengatakan setiap ada gaya tarik
harus ada gaya tolak.
Salah
satu tugas sains adalah menjelaskan berbagai fakta dan kejadian di alam ini. Hukum
gravitasi berhasil menjelaskan fakta adanya gaya tarik-menarik benda bermassa
dan sudah banyak dibuktikan di laboratorium.
Semenjak bumi diciptakan sampai saat ini tidak ada benda bermassa yang
menolak benda lain karena massanya. Jadi
buat apa menjelaskan sesuatu yang tidak ada.
Kalau ditanyakan di mana gaya
tolak bumi? Jawabnya tidak ada, karena Tuhan tidak menciptakannya.
Jika nanti ditemukan fakta benda bermassa
menolak benda lainnya, nah tugas ilmuwan lah yang harus menjelaskan fakta
tersebut dengan rumus, teori ataupun hukumnya.
Jadi ingat ya, hukum sains itu menjelaskan fakta-fakta yang terjadi di
alam ini, bukan sebaliknya, ilmuwan menciptakan hukum sains lalu alam dipaksa
mengikuti hukum tersebut.
Pernah
saya katakan, untuk membantah hukum gravitasi caranya adalah dengan menemukan
gaya fundamental kelima (lihat tulisan saya sebelumnya) yang bisa menjelaskan
bahwa gaya tarik menarik benda bukan terjadi karena massanya, tapi karena
sesuatu, dan sesuatu itu yang harus ditemukan.
Jadi tidak ada artinya membantah hukum gravitasi dengan mengatakan benda
jatuh akibat perbedaan massa jenis atau apapun, karena tarik-menarik antara dua benda adalah fakta. Jangan faktanya yang dibantah tapi jelaskan
dengan lebih baik dari penjelasan yang sudah ada mengapa fakta tersebut bisa
terjadi, itulah sains.
Penjelasan penyebab gravitasi
Hukum gravitasi Newton sudah terang benderang
menjelaskan bahwa bumi memiliki gaya tarik karena massa yang dimilikinya.
Saya mencoba untuk menjelaskan teori relativitas Einstein
yang berhubungan dengan gravitasi, menurut apa yang saya ketahui semoga mudah dipahami. Ini adalah teori
yang paling spektakuler di abad 20. Teori ini memang sulit difahami. Teori relativitas Einstein tentang gravitasi dirumuskan
dalam Teori relativitas umum Einstein yang dipublikasikan tahun 1915. Sebelumnya Einstein mempublikasikan Teori
Relativitas khusus tahun 1905.
Salah
satu isi teori relativitas khusus adalah masalah kecepatan cahaya yang bersifat
mutlak, sementara besaran lain bersifat relatif. Hukum-hukum fisika di dalam mekanika klasik
hanya tepat bila digunakan untuk benda yang bergerak dengan kecepatan yang jauh
lebih kecil dari kecepatan cahaya. Bila
benda bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya maka rumus-rumus
dalam mekanika klasik harus ditranformasi ke dalam suatu sistem koordinat baru. Transformasi yang digunakan adalah transformasi
Lorentz.
Dalam
teori relativitas umum tentang gravitasi dijelaskan bahwa benda bermassa dapat menarik
cahaya dan melengkungkan ruang-waktu. Gaya tarik yang di dalam gravitasi Newton
(klasik) dijelaskan sebagai sifat bawaan massa sebagaimana sifat bawaan muatan
yang dapat menarik atau menolak muatan lain,
dalam teori relativitas dijelaskan sebagai konsekuensi dari
melengkungnya ruang-waktu. Gravitasi dimasukkan sebagai fenomena geometris
dalam ruang-waktu yang melengkung baik pada kerangka acuan inersia (diam atau
bergerak lurus dengan kecepatan konstan) atau kerangka acuan non inersia
(misalnya dipercepat).
Menurut teori ini, gravitasi Newton (klasik)
adalah kasus khusus dari gejala gravitasi secara umum di alam semesta di mana lengkungan
ruang-waktu masih bisa diabaikan. Rumus hukum
gravitasi Newton hanya khusus digunakan dalam koordinat ruang-waktu lurus saja.
Dalam kasus medan gravitasi yang sangat kuat yang membuat lengkungan
ruang-waktu yang besar maka rumus hukum gravitasi Newton harus ditransformasi
ke dalam sistem koordinat baru, yaitu koordinat ruang-waktu yang melengkung.
Rumus hukum gravitasi Newton bila diterapkan di
dekat benda yang sangat massif akan tidak akurat
dan mungkin salah. Namun dalam tata surya kita, matahari
bukanlah bintang yang massif, lengkungan ruang-waktu yang terjadi pengaruhnya
sangat kecil, jadi rumus hukum gravitasi Newton masih sangat akurat digunakan
untuk menghitung kesetimbangan gaya antara matahari dan planet-planet yang
mengitarinya dan ini sangat sesuai dengan data
observasi lintasan-lintasan orbit planet. Kecuali orbit merkurius yang mengalami sedikit
pergeseran karena dekat dengan matahari yang berarti paling kuat terkena
pengaruh lengkungan ruang-waktu di sekitar matahari. Ini menjadi salah satu bukti teori relativitas
umum Einstein.
Einstein
memprediksi adanya black hole dan gelombang gravitasi di alam semesta. Black hole adalah benda angkasa yang sangat massif yang
membuat cahaya yang memiliki kecepatan tertinggi di alam semesta pun tidak
mampu melawan gaya tariknya, sehingga tidak ada cahaya apapun yang sanggup keluar
dari benda tersebut dan benda menjadi gelap gulita seperti sebuah lubang di
alam semesta.
Gelombang
gravitasi
terjadi akibat lengkungan ruang-waktu ikut terbawa oleh gerakan benda
sehingga ruang-waktu seperti gelombang pada kain yang dibentangkan.
Bisa kita ibaratkan selembar kain yang keempat ujungnya diikat, lalu
ada
bola golf di atasnya sedang bergerak, tentu akan terbentuk gelombang
pada kain.
Badan kita pun saat berjalan menimbulkan gelombang gravitasi, namun
tentunya
amat sangat kecil.
Adanya
black hole di alam semesta sudah diakui oleh para ilmuwan. Sudah banyak ilmuwan yang berhasil mengamati
gejala-gejala black hole. Sedangkan
gelombang gravitasi baru-baru ini juga sudah ditemukan pada tanggal 14 September 2015 oleh Marco Drago dari Max
Planck Institute for Gravitational Physics dengan peralatan yang disebut LIGO
(Laser Interferometer Gravitational-wave Observatory) Ini semakin membuktikan
kebenaran Teori relativitas Einstein tentang gravitasi.
Planet tidak jatuh ke matahari karena mengorbit
Planet
tidak terjatuh ke matahari karena mengorbit matahari. Dengan mengorbit matahari akan timbul gaya
sentripetal yang mengimbangi gaya tarik matahari. Sama persis seperti elektron yang mengitari
inti. Elektron harus mengorbit inti
dengan jari-jari dan kecepatan tertentu agar menghasilkan gaya yang sama dengan
gaya tarik elektromagnetik dari inti. Andaikan
matahari, bulan dan bintang-bintang beredar karena gaya elektromagnetik seperti
pada teori bumi datar, maka peredarannya harus mengorbit bukan berputar-putar
di atas. Kalau tidak mengorbit pasti
akan jatuh.
Untuk memahami bagaimana gerak
mengorbit menghasilkan gaya sentripetal, silakan amati wahana rollcoaster. Saat sedang terbalik maka gerakan rollcoaster
harus melingkar agar tidak terjatuh.
Atau saksikanlah pembalap Rosi saat sedang berada di tikungan, dia
memiringkan motornya hampir menyentuh tanah tanpa terjatuh. Rosi bisa melakukan ini karena ada gaya
sentripetal yang arahnya menuju ke pusat lengkungan track secara mendatar
(sejajar tanah) sehingga timbul gaya reaksi motor menahan motor yang miring dari gravitasi
bumi. Jika ini dilakukan di track lurus kemungkinan akan terjatuh.
Jadi Einstein berteori bukan berdasarkan pada kebohongan
atau asumsi, tetapi berdasarkan pada keilmuan yang dimilikinya.
Gravitasi atau tarik-menarik benda bermassa adalah
fakta
Tarik
menarik antara dua massa benda adalah fakta.
Dalam skala besar bumi yang memiliki massa, menarik benda apapun menuju
ke pusat massanya. Dalam skala kecil
dapat dibuktikan di laboratorium dan sudah banyak yang melakukan baik yang
tercatat maupun tidak (lihat tulisan saya sebelumnya). Kesimpulannya
tarik-menarik dua benda bermassa atau gravitasi adalah fakta dan bukan
kebohongan. Dan yang menjelaskan aturan
mainnya adalah hukum gravitasi Newton. Massa jenis, berat jenis, gaya elektromagnetik,
gaya gravitasi semuanya adalah nyata, tinggal bagaimana kita bisa meletakkan
pada tempat yang semestinya dan memahami konsep yang sebenarnya.
Teori Konspirasi
Itu
adalah salah satu contoh teori konspirasi.
Jika
teori
ini kita terapkan dalam kehidupan nyata, mungkin bisa seperti ini;
Misalkan
ada seratus orang Guru atau Dosen yang mengajarkan bahwa benda jatuh
karena
ditarik oleh gaya gravitasi bumi, maka yang satu orang adalah
antek-antek elit
global dan yang 99 orang adalah (maaf) Guru atau Dosen Bodoh. Yang
pinter hanya penganut faham bumi datar karena mereka tahu bahwa
sebenarnya gravitasi tidak ada dan bentuk bumi tidak bulat. Yang
meyakini bumi bulat 1% adalah antek-antek elit global, sedang yang 99%
orang bodoh.
Sahabat, sains
bersifat terbuka alias siapa saja, manusia dari berbagai bangsa, ras, golongan,
agama bisa mempelajarinya, membuktikan teori dan hukum-hukumnya. Siapa pun bisa mengulangi percobaan-percobaan
yang telah dipublikasikan dengan metode yang lebih baik. Jadi jika ada kebohongan atau rekayasa yang
disengaja untuk tujuan tertentu sudah pasti akan cepat diketahui karena sains
dipelajari oleh hampir seluruh penduduk dunia.
Dan tentunya mempelajari sains harus sungguh-sungguh agar mudah diberi
pemahaman. Dan satu lagi lepaskan dulu
bayang-bayang teori konspirasi agar pikiran menjadi netral sehingga mudah
menerima pemahaman.
Nikola Tesla
(1856-1943)
Dari
sumber
di Wikipedia dijelaskan Nikola Tesla seorang keturunan Serbia. Seorang
perintis elektromekanik tanpa kabel. Ambisi besarnya adalah transmisi
listrik
berdaya tinggi tanpa kabel dengan jangkauan yang jauh seperti transmisi
kabel
saat ini yang sudah ada (SUTET). Namun
ambisinya belum bisa tercapai. Dia
seorang teknisi, fisikawan dan penemu.
Banyak hak paten yang diperolehnya.
Nama Tesla dipakai sebagai satuan dalam besaran yang berhubungan dengan
kemagnetan.
Penganut
bumi datar mendasarkan teorinya pada pernyataan yang diklaim dikemukakan oleh Tesla. Saat ini belum ada yang mengkonfirmasi
kebenarannya dan belum ada yang menunjukkan sumbernya. Seperti ini pernyataan
yang diklaim berasal dari Tesla, yang saya kutip dari web seorang penganut bumi
datar.
Ada
pertanyaan dari seorang yang kelihatannya juga penganut bumi datar menanyakan sumbernya karena ingin
mempostingnya.
Dan
dibalas seperti ini
Sampai
saat ini belum ada kelanjutannya.
Jika
kita membaca sumber Wikipedia tentang Nikola Tesla, baik yang berbahasa
Indonesia atau Inggris sepertinya tidak ada hal-hal atau petunjuk dari kegiatan
dan penemuan-penemuan Tesla yang mengarah pada pernyataan tersebut. Silakan baca di Wikipedia sebagai tambahan
wawasan.
Menurut
kelaziman, dalam tradisi sains biasanya bila ada pernyataan ilmuwan yang sangat
bertentangan dengan pandangan masyarakat sains, akan timbul kegemparan. Seperti saat Einstein mempublikasikan teori
relativitasnya yang secara revolusioner mengubah cara pandang masyarakat
terhadap alam semesta. Apalagi
pernyataan yang diklaim berasal dari Tesla itu jelas-jelas sangat bertentangan
dengan sains yang sudah mapan saat itu.
Dan biasanya seorang ilmuwan akan mencatatkan pandangannya dalam buku
atau makalah dan mempublikasikannya.
Tentu bila demikian kita tidak akan kesulitan mencari sumbernya, tidak
seperti saat ini yang mungkin sedang dicari oleh penggemar bumi datar, di mana
Tesla menuliskan pernyataannya?
Pernyataan
seperti ini harusnya diikuti oleh teori baru yaitu teori tentang gerak
benda. Dan teori ini pastinya harus
berhadapan dengan teori gerak benda yang sudah dirumuskan dalam hukum Newton
satu sampai tiga. Teori ini harus bisa
menjelaskan gerakan matahari, bulan dan bintang-bintang yang tidak mengitari
bumi mampu mengatasi gaya elektromagnetik sehingga tidak jatuh ke bumi. Sepertinya seorang ilmuwan semacam Tesla
kecil kemungkinannya mengeluarkan pernyataan tentang sains tanpa disertai
penjelasan yang memadai. Bandingkan
dengan Einstein yang menuliskan dan menjelaskan teorinya dengan rumus-rumus dan
penjelasan yang membuat masyarakat sains
saat itu terbengong-bengong.
Terlepas
dari benar tidaknya pernyataan tersebut berasal dari Tesla, itu hanyalah sebuah
pernyataan. Tanpa rumus, tanpa pembuktian, tanpa pengujian,
tentu tidak bisa dijadikan sebagai sandaran utama dalam sains. Silakan bandingkan dengan hukum gravitasi
Newton yang sudah mengalami ujian milyaran kali, baik di laboratorium maupun
dalam kehidupan sehari-hari seperti saat menimbang, pesawat terbang, kapal
laut, kapal selam, satelit, besi tenggelam, gabus terapung, balon helium
terbang. Kita tentu sadar saat menimbang
benda kita menggunakan rumus hukum gravitasi Newton yang diturunkan menjadi W=m.g,
W=berat benda, m=massa benda dan g=percepatan gravitasi. Nah sudah faham bukan? Semoga bermanfaat dan memberikan pemahaman
yang lebih baik.
Kesimpulan
Kesimpulan
yang bisa kita tarik adalah bahwa mereka yang mengatakan “gravitasi hanyalah
mitos” akibat kurang atau tidak mengerti konsep gravitasi itu sendiri. Saya yakin kalau mereka mau belajar dan mereview
lagi ilmu yang sudah dipelajari selama di sekolah tentu tidak akan mengatakan
itu lagi.
JADI MASIHKAH PERCAYA BUMI DATAR?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar