Refraksi
atau pembiasan cahaya adalah peristiwa pembelokan arah cahaya yang disebabkan
oleh perbedaan kerapatan media yang dilalui cahaya. Misalnya cahaya dari udara masuk ke air atau
sebaliknya. Setiap media memiliki indek
bias, dilambangkan dengan huruf n.
Semakin rapat media semakin besar nilai n-nya.
Bila cahaya
datang dari media yang kurang rapat menuju ke media yang lebih rapat, misalnya
dari udara ke air, cahaya akan dibelokan mendekati garis tegak. Seperti ini
contohnya, cahaya datang dari n1 yang kerapatannya kurang dari n2 (n1 < n2).
Cahaya yang
datang dari media yang lebih rapat menuju media yang kurang rapat akan
menyebabkan cahaya dibelokkan menjauhi garis tegak. Contoh peristiwa seperti ini adalah, cahaya
yang datang dari udara ke udara yang sedang memuai. Atau cahaya dari udara masuk ke uap air (n1
> n2)
Peristiwa
fatamorgana
Cahaya
dari
media yang lebih rapat menuju media yang kurang rapat pada sudut datang
tertentu terkadang menyebabkan cahaya dibelokkan melampaui garis
mendatar. Pada kejadian ini cahaya keluar dari media, sama seperti
peristiwa pemantulan
Kasus
cahaya yang dibelokkan melewati garis mendatar disebut juga pemantulan
sempurna. Kasus seperti ini bisa kita
lihat di jalan aspal saat sedang terik.
Kita seolah melihat genangan air di aspal dari kejauhan. Namun saat didekati ternyata genangan itu
menghilang. Ini yang disebut dengan
peristiwa fatamorgana.
Penjelasannya bisa seperti gambar di bawah ini.
Saat siang
hari yang terik, udara di atas aspal mengalami pemuaian yang lebih cepat akibat
suhu aspal meningkat. Ketika bertemu
dangan udara yang memuai, cahaya yang datang dari udara dibelokkan menjauhi
garis tegak. Pada sudut yang kecil
terhadap arah horizontal, pembelokan cahaya dapat melampaui garis mendatar. Dan terjadilah peristiwa fatamorgana bagi
pengamat yang jauh. Dari kejauhan
(dengan sudut kecil) pengamat seperti
melihat air yang menggenang, lalu akan menghilang ketika didekati (sudut
semakin besar).
Peristiwa
pemantulan sempurna ini dimanfaatkan untuk teknologi kabel optik. Kabel optik dibuat sedemikian rupa sehingga
cahaya berisi informasi yang dialirkan ke kabel
mengalami pemantulan sempurna.
Intensitas cahaya tidak akan banyak mengalami penurunan walaupun
menempuh jarak yang jauh. Sedangkan jika
menggunakan kabel tembaga yang menghantarkan informasi dalam bentuk arus
listrik semakin jauh semakin banyak daya yang terdisipasi (berubah jadi panas).
Nah sudah
mengerti bukan tentang peristiwa pemantulan sempurna. Selanjutnya kita akan membahas percobaan yang
hasilnya tidak sah karena tidak memperhitungkan peristiwa pemantulan sempurna.
Bedford Level Experiment
Pencetus komunitas
bumi datar di era modern adalah Samuel Birley Rowbotham. Untuk
mengukuhkan pandangannya dia melakukan percobaan yang dikenal dengan
Bedford Level Experiment pada tahun 1838. Bedford adalah nama
sebuah sungai di Norfolk Inggris. Sungai Bedford adalah sungai yang sangat panjang dan
lurus, tiap 6 mil (9,7 km) terdapat jembatan.
Robowtham mencoba melihat kapal setinggi 5 kaki
menggunakan teleskop yang ditaruh 8 inch atau
kira-kira 20 cm di atas air
sungai Bedford. Setelah kapal tersebut melewati jarak lebih dari 6
mil, ternyata kapal tersebut masih bisa terlihat dengan jelas melalui
teleskopnya. Menurutnya jika bumi ini benar-benar bulat harusnya kapal tersebut sudah
tidak akan terlihat walaupun dengan teleskop.
Dengan hasil
ini Robowtham
pun menerbitkan buku yang berjudul Zetetic Astronomy: Earth Not a Globe dan menyatakan Bumi berbentuk seperti yang sekarang ini dipercaya oleh penganut bumi datar. Inilah asal muasal model bumi
yang berbentuk piringan dengan kutub utara sebagai pusatnya dan sepanjang tepi selatannya dibatasi
oleh dinding es, dengan Matahari dan bulan berada 3.000 mil (4.800 km) di atas
permukaan Bumi.
John Hampden, seorang pendukung bumi datar yang sangat fanatik mengadakan sayembara
pada tahun 1870. Bagi siapa saja yang bisa mematahkan hasil Bedford Experiment akan diberi hadiah berupa uang yang kalau dirupiahkan sekarang kira-kira
120-an juta.
Seorang ilmuwan bernama Alfred Russel Wallace yang tahu
jika metode yang dilakukan Robowtham keliru pun tertarik dengan sayembara tersebut.
Kekeliruan dari percobaan Rowbotham adalah tidak memperhatikan
lingkungan yaitu
pembiasan cahaya oleh uap air pada musim panas. Saat musim
panas, uap air di permukaan sungai pastilah sangat banyak sehingga memungkinkan terjadinya pembelokan
arah cahaya.
Wallace melakukan
percobaan yang sama namun melakukan pengamatan dari ketinggian 4 meter untuk
menghindari efek pembiasan uap air. Hasil dari percobaan Wallace ini membuktikan bahwa bagian bawah
kapal menghilang. Ini hasil yang bertolak
belakang dengan eksperimen
Rowbotham. Melalui keputusan juri hasil ini diakui. Dan Wallace pun mendapat hadiah.
Selanjutnya banyak orang yang
melakukan percobaan yang sama dan hasilnya tentu sama dengan percobaan
Wallace. Karena fenomena kapal tidak
terlihat bagian bawahnya di horizon sebenarnya sudah diketahui oang sejak
dulu. Salah satu alasan Aristoteles
menyatakan bumi bulat pada abad 3 SM adalah karena fenomena ini.
Inilah
kekeliruan percobaan Rowbotham. Perhatikan gambar.
Jika tidak
ada pembiasan yang mengakibatkan terjadinya pemantulan sempurna maka harusnya
pengamat hanya akan melihat layar. Namun akibat terjadi pemantulan sempurna
bagian bawah kapal menjadi terlihat. Pemantulan sempurna terjadi ketika cahaya
yang datang dari uap air yang memiliki kerapatan lebih tinggi menuju ke udara
yang memiliki kerapatan lebih rendah.
Ini seperti peristiwa fatamorgana di jalan aspal saat siang hari. Untuk menghindari efek ini maka posisi
pengamat harus lebih tinggi dari batas uap air.
Dari sini
bisa kita ambil sebuah hikmah betapa dahsyat pengaruh lingkungan terhadap hasil
sebuah percobaan. Bagi ilmuwan yang
benar-benar ingin mendapatkan hasil percobaan yang benar tentu akan
memperhitungkan pengaruh lingkungan saat melakukan percobaan. Ilmuwan sejati tentu mengerti dan tahu metode
yang harus dijalankan saat melakukan percobaan.
Bandingkan dengan percobaan-percobaan dengan metode yang keliru pada
video bumi datar. Sepertinya percobaan
pada video bumi datar meniru leluhurnya yang tidak memperhitungkan pengaruh
lingkungan dan melakukan percobaan dengan metode yang salah.
Yang lebih
aneh lagi, percobaan Rowbotham yang sudah jelas-jelas dinyatakan keliru oleh juri masih saja digunakan penganut bumi datar
untuk mendukung teorinya. Pembuat video
datar mengajukan percobaan ini untuk mendukung teorinya. Beberapa web ikut-ikutan menggunakannya
tanpa mengecek dahulu atau membuktikan sendiri.
Juga ada video yang berusaha mengaburkan fakta fenomena kapal tenggelam
di horizon dengan mengatakan karena perspektif. Fenomena kapal terlihat
tenggelam di horizon adalah fakta yang umum, banyak orang yang sudah
membuktikannya.
Ada sebuah
video yang menunjukkan bagian bawah kapal terlihat seperti tenggelam di
horizon. Saya menscreenshot bagian yang
penting saja. Namun saya tetap sangat menyarankan
sahabat untuk membuktikan sendiri agar lebih yakin bahwa bumi berbentuk
bulat. Jangan percaya video yang mudah sekali
direkayasa. Pembuktian
dengan sains mungkin rumit bagi sahabat misalnya gravitasi membuktikan bumi bulat. Atau pembuktian dengan foto
mungkin sahabat masih ragu apakah itu foto sesungguhnya. Pembuktian dengan melihat fase-fase bulan
saat terjadi gerhana bulan mungkin ada sahabat yang menyangkal bahwa itu siluman sedang menutupi
bulan.
Sudah saya
sarankan jangan berdebat dulu soal bumi datar atau bulat, apalagi sampai
mempengaruhi orang lain, apalagi sampai bawa-bawa ayat Tuhan dengan penafsiran
seadanya, apalagi sampai mengkafirkan orang lain. Untuk melihat bentuk bumi langsung tentu kita
akan sulit karena harus dari ketinggian yang cukup. Melihat horizon dari tempat yang rendah saja,
lengkungan bumi tidak akan terlihat.
Makanya jalan terbaik lihat saja fenomena kapal terlihat tenggelam di
horizon. Jika sahabat sudah melihatnya
silakan simpulkan sendiri apa yang menyebabkan bagian bawah kapal tidak
terlihat.
Saya mengambil 5 gambar screenshotnya seperti ini.
Saat belum dizoom horizon
terlihat kosong, tidak ada objek apapun.
Objek ini sudah masuk titik hilang perspektif kamera, namun sebenarnya
objek ini mungkin masih bisa dilihat oleh pembuat video dengan mata langsung
dari tepi pantai.
Saat mulai dizoom bagian atas kapal mulai terlihat
Saat zoom maksimal jelas sekali kapal hanya terlihat
bagian atasnya karena terhalang oleh air yang melengkung mengikuti lengkungan
bumi.
Percobaan LASER
Percobaan dengan menembakkan LASER
bisa digunakan untuk membuktikan bentuk bumi.
Namun ada hal yang harus diperhatikan.
Pertama percobaan ini tidak bisa dilakukan di
daratan karena ketinggian tanah di darat tidak menentu. Dalam suatu wilayah yang terbatas ketinggian
tanah biasanya tidak mengikuti lengkungan bumi. Bisa dimungkinkan permukaan
tanah miring dan sebagainya. Bila ada
yang mengklaim melakukan percobaan menembakkan LASER untuk membuktikan bentuk
bumi namun dilakukan di darat, maka itu adalah percobaan yang tidak sahih. Percobaan menembakkan LASER harus dilakukan
di perairan yang luas atau di laut, karena permukaan air mengikuti lengkungan
bumi.
Kedua percobaan ini sama sekali
tidak berbeda dengan ketika kita melihat fenomena kapal yang menjauhi atau
mendekati daratan. Cahaya merambat pada
suatu garis lurus jadi penggunaan LASER hanyalah kesia-siaan belaka. Ketika kita melihat benda artinya ada cahaya
dari benda yang merambat lurus sampai ke mata kita. Kalau memang mau memaksakan diri silakan saja
tembakkan LASER ke bagian bawah kapal yang sedang menjauhi daratan. Ketika bagian bawah kapal itu sudah tenggelam
di horizon apakah LASER tetap mengenai bagian bawah kapal?
Saya menemukan percobaan menembakkan
LASER di Youtube yang dilakukan oleh penganut bumi datar. Percobaan ini bukan dilakukan oleh orang
lokal, tapi di luar negeri. Seperti ini screenshotnya.
Ilustrasi
percobaan
Ilustrasi
percobaan
LASER
ditembakkan dari darat
LASER mengenai
bagian bawah perahu
Ini adalah percobaan yang
sia-sia. Menembakkan LASER pada layar
putih di perahu kecil yang terus menjauh. Ini bukan dilakukan di laut namun di danau
yang tidak begitu luas.
Daratan di seberang danau masih terlihat jelas.
Sepertinya percobaan ini hanya mengukur titik jatuh LASER di layar putih
pada jarak-jarak tertentu. Apa bedanya
dengan kita melihat kapal yang sedang menjauhi daratan. Justru lebih akurat
melihat kapal yang sedang menjauhi daratan, karena di laut yang luas kapal bisa masuk ke horizon dan
sedikit demi sedikit tenggelam,
sehingga jangkauan pengukuran lebih lebar.
Percobaan yang hanya diunggah di
Youtube sama sekali tidak bisa dijadikan bukti apapun, tidak ada nilai
ilmiahnya sebelum dipublikasikan dalam jurnal ilmiah. Banyak hal yang bisa dimanipulasi di dalam
video. Cukup mudah membuat video yang
menyajikan hal-hal yang melanggar sains.
Misalnya banyak percobaan di Youtube yang melanggar hukum kekekalan
energi seperti lampu bohlam yang dipegang bisa menyala dan sebagainya.
Kesimpulannya, jika mau melakukan
percobaan dengan menembakkan LASER lakukanlah di lautan. Dengan LASER tembaklah kapal dari darat yang
sedang menjauh, ikuti pergerakan kapal. Silakan dibuktikan LASER tetap mengenai
kapal atau tidak. Atau bisa juga
tembakkanlah LASER ke daratan dari kapal yang sedang menjauhi pelabuhan. Silakan dibuktikan LASER akan terus mengenai
daratan atau tidak. Cukup sederhana
bukan bila tujuannnya memang ingin mencari kebenaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar