Buat Sahabatku....
Sahabat, Saya mendapat kiriman dokumen “Tangapan Terbuka
untuk kepala LAPAN”. Saya tertarik,
namun saya sadar bahwa saya tidak berhak untuk menjawabnya. Pada tulisan kali ini saya hanya ingin
memberi pengetahuan dan informasi pembanding sebagai penyeimbang buat
sahabat-sahabatku yang sempat membaca dokumen tersebut, karena dokumen tersebut
sifatnya terbuka. Jadi mohon difahami
saya tidak bermaksud mendebat.
Saya mengutip beberapa kalimat dalam dokumen
tersebut. Mohon maaf kepada pembuat
dokumen. Saya mengutip dengan maksud
untuk memberikan perimbangan pada point-point tersebut.
Intinya,
sekali lagi tulisan ini khusus saya dedikasikan buat sahabat-sahabatku. Pada pembahasan kali ini saya beri beberapa
sub judul. Kalimat kutipan saya tandai dengan penanda “awal” dan “akhir”
kutipan. Sahabat silakan ikuti semoga
bermanfaat dan menambah pengetahuan.
Sains bukan konspirasi
Sahabat, sains bersifat terbuka,
artinya siapapun manusia dari berbagai latar belakang bisa dan boleh mempelajarinya. Siapapun bisa membuktikan rumus dan hukum
yang ada dengan penalaran maupun dengan percobaan baik di laboratorium maupun
dalam kehidupan sehari-hari. Jadi amat
mustahil ada kebohongan di dalam rumus maupun hukum sains. Karena sedikit
saja ada kebohongan maka akan cepat terbongkar.
Tidak
mungkin sains terpenjara oleh suatu sistem konspirasi karena siapapun boleh dan
bisa berteori. Tidak ada paksaan orang untuk mengatakan bentuk bumi datar atau
bulat. Tidak ada paksaan orang untuk
mempercayai gravitasi. Saat ini pun
dengan munculnya teori bumi datar tidak ada yang melarang, tidak ada yang
bilang melanggar hukum. Itulah bukti
bahwa sains tidak terpenjara oleh sistem konspirasi.
Eksistensi
sebuah teori sains pada akhirnya akan diuji oleh tingkat keilmiahannya. Mengapa manusia yang mengerti sains dapat
menerima bentuk bumi yang bulat berotasi dan berevolusi? Tentu saja itu bukan
karena terpenjara oleh sistem konspirasi, tapi karena pemahaman tersebut dapat
diterima secara ilmiah. Makanya sejak jaman Phytagoras sampai saat ini sulit
sekali mencari ilmuwan, astronom dan orang cerdas yang mengatakan bumi
berbentuk datar. Itu juga menjadi bukti
bahwa ilmu yang dianugerahkan Tuhan menuntun manusia sehingga bisa memahami
bentuk bumi yang bulat.
Bulan menutupi matahari
====Awal
kutipan====
Sekolah mengajarkan bahwa matahari itu besar, 400x
lebih besar dari bulan. Tapi jaraknya
400x lebih jauh, sehingga secara “kebetulan kosmik” bisa pas saling menutupi
ketika terjadi gerhana matahari. Silakan
buktikan teori tersebut dengan eksperimen, dengan menggunakan gundu sebesar 1
cm dan bola raksasa sebesar 4 meter (400 x lebih besar). Silakan lempar, tendang, tembak, dengan
meriam, dll sehingga gundu 1 cm itu pas menutupi bola raksasa 4 meter. Barulah orang sadar bahwa semua itu hanya
teori matematika berdasarkan asumsi di atas asumsi, yang tak bisa diterapkan di
alam nyata.
====Akhir
kutipan====
Sahabat,
saya
teringat waktu kecil saat berangkat sekolah di SD 3 bersama teman-teman
melewati
jalan yang membelah sawah. Kanan kiri
kami terhampar sawah yang luas. Di
sebelah selatan ada gunung Slamet yang menjulang tinggi. Teman saya
sebut saja namanya Kliwon orangnya
suka mbanyol. Dia mengajukan pertanyaan
kepada kami bertiga “Telapak tangan saya sama gunung Slamet gedean mana
hayo
tebak?” Tentu saja kami menjawab sudah pasti gedean gunung Slamet donk.
“Salah Son” kata Kliwon. “Yang benar gedean telapak tangan saya”.
Kami pun heran koq bisa begitu. Lalu Kliwon pun membuktikan dengan cara
meletakkan telapak tangannya tepat di depan muka dan terbukti gunung
Slamet
tidak terlihat. Kliwon memang cerdas.
Sahabat,
bola dengan diameter 4 meter pun bisa tertutup secara persfektif oleh kelereng dengan
diameter 1 cm, tergantung dari jarak bola, kelereng dan mata pengamat. Ini adalah persoalan yang amat sangat mudah
difahami. Ini terjadi karena perspektif
pandangan. Jadi tidak perlu melempar, menendang,
atau menembak kelereng untuk membuktikannya.
Cukup dengan menjauhkan bola dari pandangan sehingga mengecil sampai
seukuran kelereng, lalu tutuplah pandangan mata kita dengan kelereng. Mudah sekali bukan? Nyata bukan?
Tidak perlu Profesor untuk menjelaskannya, Kliwon pun saat masih SD
sudah bisa membuktikannya.
Gerak bumi
====Awal
kutipan====
Demikian halnya dengan
pelajaran tentang bentuk bumi. Semua
orang merasa bahwa bumi diam tidak bergerak.
Permukaan air tidak pernah melengkung.
Tapi semua orang diajarkan sejak kecil bahwa bumi berbentuk bola,
berotasi dengan kecepatan 1,670 km/h, mengelilingi matahari dengan kecepatan
108,000 km/jam.
====Akhir
kutipan====
Ketika
kita bergerak dengan kelajuan konstan maka kita tidak akan merasakan apapun,
selain gerakan relatif objek di sekitar kita.
Ketika kita berada di dalam pesawat yang melaju dengan kecepatan 1000
km/jam kita tidak akan merasakan gerak pesawat.
Yang kita rasakan hanyalah getaran mesin dan goncangan ringan akibat
pesawat menabrak awan. Bagi yang pernah
naik kereta shinkansen tentu akan bisa merasakan lebih nyaman daripada naik KRL
walaupun kecepatan shinkansen jauh lebih tinggi. Bukan karena kecepatan yang konstan kita
merasakan gerak. Kita merasakan gerak
akibat adanya perubahan gerak, misalnya getaran, goncangan, gerak dipercepat,
gerak diperlambat dsb. Jadi gerakan bumi
yang stabil bersama atmosfirnya tidak akan kita rasakan selain efek sentrifugal
yang sudah saya jelaskan sebelumnya dan gerak semu benda-benda langit. Itulah pemahaman yang benar.
Air
secara spontan akan mencari tingkat energi yang paling rendah sehingga permukaan
air akan melengkung mengikuti jari-jari bumi. Air di gelas, di kolam, di sungai
sebenarnya melengkung namun mata kita tidak sanggup mendeteksinya. Untuk membuktikan air yang melengkung
mengikuti jari-jari bumi silakan lihat kapal yang kelihatannya sedang tenggelam
di horizon. Itu adalah bukti yang sangat nyata bahwa permukaan air adalah
melengkung. Silakan baca tulisan saya
sebelumnya “Ayo kita belajar lagi”, “Persfektif” dan “Refraksi”.
Bentuk
bumi yang bulat diajarkan, karena Tuhan menciptakan bumi dalam keadaan yang
bulat. Bentuk bumi yang bulat sudah banyak dibuktikan secara ilmiah dan tidak
ada yang bertentangan. Jadi pengetahuan itulah yang layak diajarkan. Sejak
jaman phytagoras sampai saat ini,
silakan sebutkan ilmuwan, astronom dan orang cerdas mana yang mengatakan bentuk
bumi adalah datar. Silakan baca “Sejarah singkat manusia memahami alam semesta”
Bukti
bumi
berotasi dan berevolusi sangat banyak. Gejala alam pun mengindikasikan
demikian. Ini bukan sekedar teori karena secara empiris pun dapat
dibuktikan.
Dengan percobaan dan perhitungan matematis dapat dibuktikan bahwa bumi
berotasi
dengan periode satu hari sidereal dan berevolusi dengan kecepatan
seperti yang disebutkan. Dan ini nyata. Silakan baca tulisan saya
sebelumnya. Bukti empiris rotasi bumi dan bukti empiris revolusi bumi. Di tulisan tersebut saya sertakan referensi.
Perhitungan matematis dari percobaan dijelaskan dalam referensi tersebut.
Gravitasi
====Awal
kutipan====
Supaya tampak logis, maka diajarkan teori gravitasi
bahwa ” bumi punya gaya tarik” sehingga semuanya tampak diam tak bergerak. Sekolah bahkan tidak mengajarkan esensi
relativitas Einstein bahwa sebenarnya Newton Keliru: Bumi tak punya gaya hisap. Mereka sengaja membiarkan orang terjebak
dalam miskonsepsi gravitasi seolah “batu bisa menarik daging” atau batu
menghisap samudera yang terbalik sehingga airnya tidak tumpah setetespun”
====Akhir
kutipan====
Sahabat,
secara empiris gravitasi atau gaya tarik menarik massa benda sudah sangat
banyak dibuktikan di laboratorium. Lihat tulisan saya “bukti empiris gravitasi”. Mengapa kita tidak percaya
bahwa batu bisa menarik daging? Mungkin karena pengetahuan itu belum sampai ke
kita. Semoga setelah pengetahuan tentang bukti empiris gravitasi sudah sampai,
sahabat tidak lagi meragukan gaya tarik menarik dua massa benda. Untuk itu sahabat, mari kita belajar
lagi. Untuk menyampaikan ilmu kepada
orang lain tentu kita harus banyak belajar agar mendapatkan pemahaman yang
benar sehingga orang yang mendapatkan ilmu dari kita pun memiliki pemahaman
yang benar.
Sahabat,
sangat tidak terpuji jika kita menisbahkan perkataan atau pernyataan seseorang
yang kita tidak tahu sumbernya. Misalnya
pernyataan dari Nikola Tesla yang sampai saat ini pun tidak diketahui
sumbernya. Ini bukan data kredibel,
hanya opini yang dikhawatirkan bisa ke arah fitnah. Dan satu lagi tentang teori relativitas
Einstein. Einstein ilmuwan abad 20 pasti
sudah tahu ada percobaan Cavendish dan percobaan sejenis di tahun-tahun
berikutnya. Amat sangat mustahil bila teori
relativitas Einstein menggugurkan hukum gravitasi Newton. Adakah risalah, rumus, pernyataan Einstein yang
menyatakan demikian? Tidak ada. Bahkan para ilmuwan pun tidak ada yang menyatakan
demikian. Itu hanya opini akibat belum faham esensi
relativitas Einstein. Opini itu datanya tidak kredibel, bahkan dikhawatirkan
ke arah fitnah.
Esensi
relativitas Einstein baik relativitas khusus maupun relativitas umum adalah
bahwa rumus-rumus dan hukum dalam mekanika klasik harus ditransformasi ketika
dihadapkan pada situasi kecepatan yang mendekati cahaya. Dan rumus gravitasi Newton harus
ditransformasi ketika berhadapan dengan medan gravitasi yang ekstrim, bisa karena massanya yang besar atau karena jarak yang
dekat. Relativitas Einstein sama sekali tidak
menggugurkan gravitasi Newton. Karena sebagai
ilmuwan Einstein pasti tahu jika gravitasi Newton itu sudah dibuktikan secara
empiris di laboratorium. Gaya tarik
menarik dua massa benda adalah fakta ilmiah.
Silakan lihat tulisan saya sabelumnya “Meluruskan kekeliruan pemahaman gravitasi”. Di tulisan tersebut saya
menjelaskan hubungan antara relativitas umum Einstein dengan hukum gravitasi
Newton.
Sedikit saya berikan gambaran, ketika benda bergerak
dengan kecepatan tetap v dan menempuh jarak s bisa kita tuliskan rumusnya v=s/t
di mana t adalah waktu tempuh. Sedangkan
rumus relativitas Einstein untuk menerangkan gerak benda diturunkan dari
tansformasi Lorentz. Jika kita gunakan kedua rumus tersebut untuk benda yang
bergerak jauh lebih rendah dari kecepatan cahaya maka keduanya akan memberikan
hasil yang hampir sama, hanya beda sangat-sangat tipis. Namun jika gerak benda mendekati kecepatan
cahaya keduanya akan memberikan hasil yang berbeda. Nah di sinilah relativitas Einstein mengambil
peranan.
Pun demikian dengan gravitasi. Gaya gravitasi Newton masih sangat akurat
digunakan untuk medan gravitasi yang tidak ekstrem. Namun jika berhadapan dengan medan gravitasi
kuat seperti blackhole, teori relativitasi umum Einsteinlah yang berperan. Rumus gravitasi Newton masih sangat akurat
untuk menghitung orbit planet dan ini sesuai dengan data observasi. Kecuali planet merkurius yang sedikit
menyimpang dan hal ini membuktikan relativitas Einstein karena posisi Merkurius
paling dekat dengan matahari. Jadi jelas
bahwa relativitas Einstein sama sekali tidak mematahkan gravitasi Newton.
Saya
sedikit tersenyum ketika mendengar kata “samudra yang terbalik”. Sahabat mari kita bertanya, kita yang hidup
di Indonesia berada di atas atau di bawah dari manusia yang tinggal di Amerika
Latin? Kita atau orang Amerika latin yang hidup terbalik? Atau mari kita bertanya kutub utara bumi
berada di atas atau di bawah kutub selatan?
Mana yang terbalik kutub utara atau kutub selatan? Nah sekarang silakan sebutkan di mana ada
samudra yang terbalik? Sewaktu kecil
saya pernah berdiskusi dengan Kliwon tentang masalah ini. Biasalah namanya juga anak kecil tentu
diskusinya lucu karena ilmunya belum seberapa.
Ada apa dengan siklus saros
Siklus
Saros adalah seri deret bilangan yang berselang 18 tahun 11 hari 8 jam sebagai
interval periode terjadinya gerhana matahari maupun gerhana bulan. Dengan seri saros bisa diprediksi kapan
terjadinya gerhana matahari atau gerhana bulan. Pada dokumen tersebut, siklus Saros dipermasalahkan
mengapa masih digunakan oleh astronom modern.
Sahabat,
tidak ada yang salah ketika kita menggunakan pengetahuan yang dihasilkan dari
orang jaman dulu. Justru itu malah
membantu. Kita tidak salah ketika menggunakan rumus Phytagoras pada segitiga
atau menggunakan prinsip Archimedes.
Selama pengetahuan itu bernilai ilmiah maka itu akan tetap dipakai. Jadi
siklus Saros pun tidak salah ketika digunakan oleh astronom modern untuk
memprediksi waktu terjadinya gerhana.
Tidak
bisakah astronom modern menghitung waktu terjadinya gerhana tanpa siklus
Saros? So pasti bisa. Ini Bukti secara logika. Siklus Saros hanya
bisa memprediksi waktu terjadinya gerhana namun tidak bisa memprediksi lokasi
terjadinya bagi pengamat di bumi.
Astronom modern saat ini bisa dengan tepat menentukan lokasi terjadinya
gerhana. Astronom sekarang bisa memprediksi terjadinya super moon, equinox, penampakan
planet mars yang besar, kedatangan komet bahkan transit venus pun (‘gerhana’
mahatari karena venus) bisa di prediksi waktu dan tempat kejadiannya. Sedangkan transit venus saja bisa diprediksi
apatah lagi gerhana bulan atau matahari.
Oh…ya
sahabat, transit venus ini ternyata dapat digunakan untuk mengukur jarak
matahari. Tahun 1716 Edmond Halley (Namanya diabadikan dalam komet Halley) mengusulkan
pengukuran jarak matahari secara akurat dengan memanfaatkan transit venus. Dan
akhirnya tahun 1761 dan 1769 saat terjadi transit venus para astronom berhasil
mengukur jarak matahari secara akurat yaitu sekitar 150 juta km. Jarak tersebut
oleh para astronom di seluruh dunia disepakati sebagai satu satuan astronomi. Sayang saat terjadi transit venus, Halley sudah
meninggal. Bila sahabat masih ada
yang beranggapan jarak matahari 150 juta
km adalah karya NASA atau elite global, silakan belajar lagi, cari informasi
sebanyaknya.
Dan satu lagi sebagai pengetahuan
bersama, penamaan siklus Saros ini adalah dari Edmond Halley tahun 1691. Mengapa siklus Saros masih digunakan hingga
saat ini. Tentu saja masih digunakan
karena membantu para astronom. Ini tidak
berbeda ketika kita menggunakan rumus phytagoras pada segitiga atau prinsip
Archimedes pada benda di dalam fluida. Pengetahuan
yang datang dari jaman apapun akan tetap dipakai selama masih bernilai
ilmiah. Itulah sains. Jadi apa masalahnya? Apakah dengan digunakannya siklus saros
berarti menunjukkan bumi itu datar?
Monggo silakan tanyakan pada si Cerdas Kliwon.
Penutup
Sahabat,
tentang teori bumi datar yang saat ini sedang kita bahas, inilah penilaian
saya. Teori bumi datar yang diajukan
baik lewat video di youtube atau di web sama sekali tidak ilmiah. Kita bisa bertanya, adakah dalam teori itu diajukan
bukti ilmiah bahwa bumi berbentuk cakram? Blas…sama sekali tidak ada. Tidak ada percobaan dan perhitungan yang
bersifat ilmiah. Yang ada hanya
opini.
Teori
bumi datar hanya berisi kebingungan dalam memahami sains dan bentuk alam
semesta yang saat ini difahami secara umum.
Kebingungan dalam sains misalnya tentang gerak benda, bagaimana batu
bisa menarik daging, gabus terapung, balon helium bisa terbang, mengukur suhu
sinar bulan, gerak orbit satelit dsb.
Sementara kebingungan dalam memahami bentuk alam semesta misalnya mengapa kita tidak merasakan rotasi
bumi dan revolusi bumi, bagaimana bisa bola 4 meter tertutup secara persfektif
oleh kelereng 1 cm, samudera yang terbalik dsb.
Nah
sahabat, saya yakin jika kita mau belajar dengan sungguh-sungguh maka
kebingungan itu akan sirna dan berganti dengan pemahaman. Tidak ada orang yang terpaksa atau dipaksa suatu
sistem untuk menerima pemahaman bentuk bumi yang bulat, berotasi dan berevolusi.
Pemahaman itu lahir karena semua itu bisa dibuktikan baik dengan melihat gejala
alam, observasi maupun bukti secara empiris di laboratorium. Silakan bandingkan dengan teori bumi berbentuk
cakram dengan jarak matahari 5000 km, saya ambil satu contoh saja. Saat pengamat melihat matahari sedang
terbenam di laut silakan digambar secara geometri di mana posisi pengamat dan
matahari.
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar