Pada abad
ke-10 Masehi, beberapa astronom Muslim berpandangan bahwa Bumi berputar atau
berotasi pada sumbunya, antara lain Al-Biruni
dan Abu Sa'id al-Sijzi. Sumbu rotasi bumi yaitu garis khayal yang menghubungkan kutub utara dan
kutub selatan.
Arah rotasi
Bumi adalah dari barat ke timur.
Kecepatan angular rotasi bumi adalah satu putaran per 24 jam. Jika
dibandingkan dengan benda yang berputar 1000rpm maka kecepatan angular rotasi
bumi ini kalah jauh. Benda yang berputar
1000rpm berarti dalam 24 jam melakukan putaran sebanyak 1.440.000 kali.
Andai kita
mencoba untuk menyaksikan gerak rotasi bumi dari bulan maka kita harus
mengamatinya selama 24 jam untuk melihat bumi berputar 1 kali. Jika kita melihatnya hanya beberapa menit
maka tidak terlalu terasa pergerakannya.
Kecepatan
linear rotasi bumi di katulistiwa adalah keliling bumi dibagi 24 jam, atau
sekitar 1666 km/jam. Bandingkan dengan
kecepatan pesawat yang mencapai 1000km/jam, tidak terpaut jauh.
Rotasi bumi
menyebabkan terjadinya siang dan malam di permukaan bumi. Rotasi bumi juga menyebabkan gerakan semu
harian matahari, bintang-bintang dan bulan.
Bukti empiris bahwa bumi berotasi dengan periode 24 jam sudah saya
jelaskan pada seri ke-22 Bukti Empiris Rotasi Bumi, silakan dipelajari.
Pada
kesempatan ini saya ingin menjelaskan mengapa kita yang tinggal di bumi tidak
merasakan adanya pergerakan ini. Silakan
ikuti pembahasannya, semoga bermanfaat dan menambah pemahaman.
Apa
yang membuat kita merasakan gerak?
Ada dua hal yang membuat kita merasakan gerak
atau merasa sedang bergerak, yaitu;
Pertama,
saat kita melihat adanya perubahan kedudukan terhadap objek yang ada di sekitar
kita. Dalam hal ini kita katakan gerak
adalah relatif. Bisa karena kita yang berpindah atau objek di sekitar kita yang
berpindah
Kedua,
adanya perubahan gerak. Sesuai dengan
hukum kelembaman (hukum Newton I) semua benda akan cenderung mempertahankan
keadaan geraknya. Saat benda sedang
diam, benda akan mempertahankan diamnya dan saat sedang bergerak lurus dengan
kecepatan konstan benda akan mempertahankan kecepatannya.
Pada
dua
kondisi tersebut benda dikatakan tidak mengalami perubahan gerak dan
dalam
kondisi ini benda tidak akan melakukan reaksi apapun. Dua keadaan itu
disebut keadaan inersia. Dengan bahasa sederhana bisa kita katakan
setiap
benda akan mempertahankan keadaan inersianya.
Misalnya di dalam pesawat yang melaju dengan kecepatan tetap
1000km/jam, permukaan air di gelas cenderung
akan tenang.
Benda
akan melakukan reaksi manakala terjadi perubahan gerak atau dalam keadaan non
inersia, misalnya saat diperlambat, dipercepat, terjadi guncangan dan getaran. Perhatikan permukaan air di pesawat akan ikut
berguncang manakala pesawat sedang berguncang.
Begitu
juga dengan badan kita. Kita akan
merasakan gerak manakala tubuh kita bereaksi untuk mempertahankan keadaan akibat
adanya perubahan gerak. Di dalam mobil, kita akan merasakan gerak saat mobil
dipercepat, diperlambat (direm), ada guncangan, belokan dan juga getaran mesin.
Jika
perubahan gerak diminimalisir seperti di pesawat yang sedang terbang stabil
maka semakin sedikit gerak yang kita rasakan walaupun kecepatan pesawat berkali
lipat kecepatan mobil. Mungkin kita masih sedikit merasakan gerak akibat
getaran mesin pesawat atau guncangan ringan akibat menabrak awan
Jika
kita bergerak lurus dengan kecepatan konstan tanpa ada getaran atau guncangan
atau gangguan angin, maka kita sama sekali tidak akan merasakan gerak bahkan
andaikan saat itu kita membawa piring lebar berisi penuh air, permukaan air pun
akan tenang tidak akan ada sedikitpun air yang tumpah. Yang kita rasakan hanyalah gerak relatif
objek yang ada di sekitar kita.
Begitu
juga dengan rotasi bumi, semua benda di permukaan bumi termasuk udara sampai atmosfirnya ikut berotasi bersama bumi
dengan kecepatan yang stabil, tidak ada guncangan, getaran, diperlambat atau
dipercepat linear sehingga kita tidak akan merasakan gerak rotasi bumi. Yang kita rasakan hanyalah gerakan relatif
benda-benda langit karena tidak ikut rotasi bumi seperti matahari, bintang-bintang
dan bulan. Perhatikan juga tidak ada benda atau objek di bumi yang terpengaruh
akibat rotasi, misalnya air laut, gunung dsb.
Sebenarnya
gerak rotasi adalah gerak melingkar partikel-partikel
penyusun benda yang terdiri dari dua komponen.
Komponen pertama gerak dipercepat menuju ke pusat lingkaran (non inersia) dan kedua
gerak lurus dengan kelajuan tetap (inersia) yang arahnya tegak lurus dengan gerak
dipercepat. Karena ada komponen non
inersia pada gerak rotasi bumi maka sebenarnya akan terjadi efek yaitu percepatan
sentrifugal. Namun percepatan
sentrifugal ini kalah jauh dari percepatan gravitasi sehingga efeknya hanya
mengurangi sedikit percepatan gravitasi. Andai saja kecepatan rotasi bumi ini
menghasilkan percepatan sentrifugal yang melebihi percepatan gravitasi maka semua
benda di bumi akan terlempar keluar dari bumi seperti pompa sentrifugal yang
melemparkan airnya ke luar baling-baling.
Rotasi
bumi akan terus berlangsung sampai kiamat atau sampai ada yang mengganggunya,
hal ini sesuai dengan hukum kekekalan momentum dan kekekalan energi.
Helikopter Mengambang
Bagaimana
jika ada helikopter yang mengambang di atas bumi, apakah heli akan dapat
melihat pergeseran rotasi bumi ? Apakah saat turun sudah jauh bergeser di
barat?
Tentu
saja heli yang mengambang tidak akan bisa melihat pergeseran rotasi bumi karena
heli ikut berotasi bersama bumi. Dan
saat turun kembali posisi heli akan sama di tempat semula saat naik.
Mari
kita pelajari bagaimana helikopter yang mengambang ikut berotasi bersama
bumi. Untuk memudahkan pemahaman, kita
keluar dulu dari kerangka acuan bumi.
Anggap kita berada di luar bumi dan sedang menyaksikan prilaku bumi dan si
heli.
Ada
3 tinjauan
Pertama,
hukum kelembaman
Saat
heli berada di tanah, heli ikut terbawa rotasi bumi. Dan ketika lepas dari
tanah heli akan tetap mempertahankan geraknya sesuai dengan hukum kelembaman.
Kedua,
hukum kekekalan momentum angular.
Momentum
adalah massa dikali kecepatan. Suatu
benda yang terbelah atau pecah menjadi beberapa bagian maka berlaku hukum
kekekalan momentum (baik momentum angular maupun momentum linear). Dalam hal ini jumlah momentum semua pecahan
harus sama dengan momentum awal.
Untuk
gerak lurus:
momentum
linear P = massa x kecepatan linear
Untuk
gerak melingkar:
momentum
angular L = momen Inersia x kecepatan angular
Kita
anggap dulu bumi dan heli adalah satu kesatuan. Dengan momentum angular awal sebesar Lo.
Lo =
(momen inersia gabungan bumi + heli) x kecepatan angular.
Saat
heli terpisah dari bumi maka jumlah momentum angular bumi dan momentum angular heli
harus sama dengan momentum awal,
Lo =
Momentum angular bumi + Momentum angular heli
Lo =
(Momen Inersia bumi x kec. angular bumi) + (Momen Inersia
heli x kec. angular heli).
Karena
kecepatan angular bumi tidak berubah maka kecepatan angular heli pun mendekati sama
dengan kecepatan angular bumi (Berlaku jika perbandingan ketinggian heli jauh lebih kecil dari pada jari-jari bumi).
Jadi
heli akan tetap berotasi mengikuti bumi.
Ketiga,
hukum kekekalan energi
Hukum
kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dimusnahkan. Energi bisa berubah dari
satu bentuk ke bentuk lain. Saat heli
ikut berotasi bersama bumi di tanah, heli memiliki energi kinetik. Ketika lepas dari tanah maka energi kinetik
heli harus tetap ada, kalaupun hilang maka harus berubah jadi energi lain. Dalam hal ini tidak ada hal yang menyebabkan
energi kinetik heli berubah menjadi energi lain. Jadi heli tetap ikut berotasi
bersama bumi.
Justru
akan aneh ketika kita melihat (dari luar bumi) heli lepas dari tanah dan diam
saja mengambang sementara bumi tetap berotasi.
Ke mana hilangnya energi si heli? Mudah sekali memahaminya bukan, si heli
akan tetap ikut berotasi bersama bumi.
Nah
sahabat, jika kita mau mempelajarinya Insya Allah kita akan menjadi lebih faham
dan tidak lagi bingung dengan rotasi bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar