Tidak ada hukum
yang menyatakan bahwa permukaan air adalah datar. Kita mengatakan permukaan air datar
sebenarnya hanyalah sebuah pendekatan.
Karena kita lebih sering melihat permukaan air terbatas hanya pada
luasan yang sempit misalnya air di gelas, di kolam di setu dsb.
Pendekatan di
sini maksudnya adalah suatu kondisi tertentu yang mendekati kondisi yang
sebenarnya. Misalnya kita mengukur
panjang sebatang tongkat dan kita nyatakan bahwa panjangnya adalah 1
meter. Nilai ini bukanlah nilai yang
sebenarnya, karena ketelitian hasil pengukuran dibatasi oleh alat ukur. Jika kita menggunakan alat ukur yang lebih
teliti, sangat mungkin hasilnya tidaklah tepat 1 meter.
Demikian halnya
dengan permukaan air. Kita mengatakan
permukaan air di gelas, di kolam dsb, adalah datar karena menurut mata kita memang
demikian. Hal ini tidaklah salah, sama
seperti kita menyatakan panjang tongkat 1 meter. Dengan Bahasa yang lebih ilmiah bisa kita
nyatakan bahwa panjang tongkat tersebut mendekati 1 meter. Demikian juga dengan permukaan air di gelas
atau di kolam bisa kita katakan mendekati datar.
Pada pembahasan
kali ini mari kita pelajari bagaimana bentuk permukaan air yang
sebenarnya. Saya apresiasi buat sahabat
yang lebih suka bertanya dan mencari kebenaran. Dan bagi sahabat yang masih terbelenggu dengan
teori konspirasi dan suka menghujat dengan mengatakan ini semua adalah
kebohongan dan penipuan silakan belajar lagi. Bagaimana bisa mengatakan sains
adalah kebohongan sementara pemahaman dalam sains sangat minim dan keliru. Pengetahuan paling dasar tentang cahaya dan
temperatur saja masih keliru koq bisa dengan gagahnya mengatakan sains adalah
kebohongan. Mari sahabat lebih baik kita
belajar, belajar dan belajar. Semoga
penjelasan berikut dapat menambah pemahaman.
Proses
spontan
Proses spontan
adalah suatu kejadian alamiah (terjadi dengan sendirinya) tanpa memerlukan
bantuan energi dari luar. Proses spontan ditandai dengan berkurangnya energi
sistem ketika entropi sistem tetap atau ditandai naiknya entropi ketika energinya
tetap, atau gabungan keduanya dengan catatan tidak ada paksaan dari luar
sistem. Entropi adalah istilah lain dari
‘ketidakberaturan’. Suatu sistem cenderung akan melakukan proses spontan
dengan cara sebisa mungkin membuang energi sampai sekecil-kecilnya atau
meningkatkan ketidakberaturan sebesar-besarnya sampai terjadi kesetimbangan
atau sudah tidak ada jalan lagi untuk terjadinya proses spontan.
Contoh proses
spontan misalnya air mengalir ke tempat yang lebih rendah, dalam hal ini sebisa
mungkin air akan mencari jalan atau celah untuk menurunkan energi
potensialnya. Misalnya lagi, gula pasir yang
dimasukkan ke dalam air akan larut dengan sendirinya walaupun tidak diaduk
(walaupun butuh waktu yang lama), dalam hal ini ketidakberaturan gula meningkat
(gula lebih teratur saat masih berbentuk Kristal).
Contoh proses
yang tidak spontan misalnya pompa air yang menyedot air dari tanah lalu
memindahkannya ke penampung air. Dalam
hal ini energi listrik yang menggerakkan motor dan memutar baling-baling
memaksa air dari tanah untuk berpindah ke penampung.
Permukaan
air di dalam gelas
Mari kita amati
air di dalam gelas, anggap itu sebagai sebuah sistem. Ada beberapa gaya yang bekerja dalam sistem
air di dalam gelas, antara lain gaya gravitasi, gaya adhesi, gaya kohesi, gaya
tegang permukaan dll. Mari kita abaikan pengaruh
gaya-gaya selain gaya gravitasi. Akan kita pelajari bagaimana sebenarnya
permukaan air di dalam gelas.
Sudah kita
pelajari ‘proses spontan’ bahwa suatu
sistem akan cenderung menurunkan energi sebisanya sampai terjadi kesetimbangan
atau sudah tidak ada jalan lain. Begitu
juga dengan air di dalam gelas. Proses
spontan air di dalam gelas akan berpengaruh pada bentuk permukaannya. Bagaimana bentuk permukaan air di dalam gelas
agar terjadi kesetimbangan? Perhatikan
bahwa energi potensial air berbanding lurus dengan ketinggian atau jarak dari
pusat massa bumi.
Perhatikan gambar berikut
Jika permukaan
air benar-benar datar maka r1 tidak sama dengan r2 maupun r3. Nilai r2 dan r3 lebih tinggi dari pada r1,
dengan demikian energi potensial di permukaan r2 dan r3 lebih tinggi dari r1. Pada
kondisi demikian berarti sistem dalam keadaan tidak setimbang. Akan terjadi
proses spontan yang memungkinkan air di permukaan r2 dan r3 membuang energinya
sampai terjadi kesetimbangan di mana seluruh permukaan air memiliki energi
potensial yang sama.
Perhatikan gambar berikut
Sebaliknya jika
permukaan air melengkung dengan jarak yang selalu sama terhadap pusat massa
bumi maka dikatakan permukaan air dalam keadaan setimbang karena energi
potensial di seluruh permukaannya sama.
Jadi inilah kondisi sebenarnya pada permukaan air di dalam gelas dengan
catatan kita abaikan pengaruh semua gaya yang bekerja selain gaya gravitasi.
Jika kita
perluas lagi misalnya permukaan air di kolam, di danau atau di lautan maka
prinsip tersebut pun berlaku. Permukaan air di mana saja akan mengikuti
lengkungan bumi untuk mencapai keadaan setimbang. Dalam skala yang kecil misalnya air di dalam
gelas hal ini memang sulit untuk dibuktikan.
Di samping karena alat ukur yang belum memadai, juga karena ada beberapa
gaya lain yang kemungkinan pengaruhnya cukup signifikan bagi pembentukan
permukaan air di dalam gelas.
Ada hal yang membuat
saya sangat prihatin terhadap pemahaman penggemar bumi datar dalam hal
permukaan air. Ini benar-benar gagal faham yang over. Mereka sudah
diberi pengertian bahwa permukaan air sebenarnya melengkung mengikuti
jari-jari bumi. Namun sayang karena dasarnya memang kurang tawadlu,
mereka malah menunjukkan permukaan air yang terlihat datar pada gelas,
bejana berhubungan, waterpass dan kolam sebagai dalil. Begitu sakti kah
manusia sehingga mampu melihat lengkungan bumi pada permukaan air di
gelas, bejana, waterpass atau kolam?
Untuk
membuktikan bahwa permukaan air adalah melengkung mengikuti jari-jari bumi,
kita bisa melakukannya di tepi pantai.
Saat di tepi pantai kita bisa mengamati objek besar yang sedang menjauhi
daratan. Jika kita perhatikan terus, ada
dua kejadian, pertama objek itu akan mengecil karena persfektif pandangan dan kedua
objek terlihat sedikit demi sedikit
seperti tenggelam.
Fenomena objek yang
kelihatan seperti sedang tenggelam di horizon adalah fenomena umum yang siapa
saja bisa atau pernah menyaksikan.
Bagian bawah kapal yang sedikit demi sedikit tenggelam terjadi karena
terhalang oleh permukaan air yang melengkung.
Itulah bukti yang sangat akurat bahwa permukaan air tidaklah datar tapi
melengkung mengikuti jari-jari bumi.
Dalam video bumi
datar ada percobaan yang berhubungan dengan hal tersebut. Sayangnya dalam video, percobaan ini hanya terpaku pada masalah
persfektif. Hanya menunjukkan objek yang
terlihat di layar kamera saat dizoom penuh dan menghilang saat dizoom
mundur. Sepertinya pembuat video ini
tidak pernah mendengar adanya fenomena kapal terlihat seperti tenggelam di
horizon. Padahal fenomena ini sudah
sering dibicarakan. Saat SD pun guru
kita pernah menyinggungnya. Apalagi
pembahasannya seputar masalah bentuk bumi, tentu ada ribuan literatur yang
membahasnya. Tidakkah barang satu atau dua literatur dibaca oleh pembuat
video? Sungguh amat disayangkan. Padahal kebenaran sudah sangat dekat. Saya hanya bisa menyarankan, coba kembali
lagi ke pantai dan cari objek yang terlihat seperti sedang tenggelam lalu
dizoom dengan kamera P900. Dengan diniatkan mencari kebenaran, semoga kebenaran
segera didapatkan. Aamiiin.
Tak bosannya
saya memberi nasehat kepada sahabat.
Mengatakan bahwa
ada kesalahan dalam sains haruslah berlandaskan sains. Untuk itu pelajarilah sains dengan
sefaham-fahamnya sebelum mengatakan ada kesalahan dalam sains. Ada puluhan hingga ratusan juta manusia
yang mendedikasikan dirinya pada sains
dari berbagai latar belakang, ada yang ateis dan tidak sedikit yang amat
bertaqwa. Ketika kita mengatakan ada
kesalahan dalam sains itu artinya kita
sudah faham sains dengan sefaham-fahamnya melebihi pemahaman mereka.
Yang saya
khawatirkan, kita sesumbar mengatakan ada kesalahan dalam sains namun ternyata
kita tidak bisa membuktikannya secara ilmiah. Mungkin karena kita yang memang kurang tawadlu atau landasan kita yang hanya
pada sebuah teori konspirasi. Bila hal ini
terjadi maka semakin membuktikan bahwa bukan merekalah orang-orang cerdas atau
elit anu yang membohongi kita tapi justru kitalah yang sebenarnya menjadi
korban teori konspirasi akibat ketidakmengertian kita dalam hal sains.
Kunci untuk
memahami bentuk alam semesta adalah dengan mempelajari sains bukan teori
konspirasi. Yang Tuhan perintahkan
kepada kita untuk memikirkan ciptaanNya adalah dengan mempelajari sains lalu
merenungkan bagaimana alam semesta ini diciptakan. Bila
tetangga mengatakan pernah pergi ke
bulan maka kitapun harus berusaha bisa ‘menggapai matahari’. Mari sahabat kita renungkan…
Sampai di sini
semoga dapat menambah pemahaman.
“BANYAK FENOMENA FISIKA DI SEKITAR KITA,
MARI KITA MEMPELAJARINYA”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar