Pada
pembahasan yang lalu sudah dijelaskan bahwa bumi berotasi dalam periode 1 hari
sideraeal. Bukti-bukti bahwa bumi
berotasi bisa dilihat dari gejala yang terjadi di alam misalnya terjadinya
siang dan malam. Bukti lain yang lebih
penting adalah pembuktian secara empiris, yaitu melalui percobaan ilmiah dan
pengukuran terhadap perubahan nilai besaran yang terjadi akibat rotasi bumi.
Pada
pembahasan kali ini saya jelaskan pembuktian rotasi bumi secara empiris. Tentu saja bukti ini bukanlah sekedar teori
karena sudah pernah dilakukan oleh orang dan bisa diulangi kembali oleh
siapapun. Satu-satunya jalan untuk
membantah bukti ini adalah dengan cara melakukan percobaan atau pengukuran dengan
metode lebih baik dan tentu hasilnya harus
dapat membuktikan yang sebaliknya.
Silakan
simak pembuktian-pembuktian berikut ini.
Efek sentrifugal.
Efek
sentrifugal terjadi akibat gaya sentrifugal yang bekerja pada benda yang
berputar di sumbunya. Ada perbedaan
mendasar antara gaya sentripetal dan sentrifugal. Perbedaan gaya sentripetal dan gaya
sentrifugal terletak pada kerangka acuannya.
Gaya sentripetal dilihat dari kerangka acuan yang diam (inersia), misalnya
ketika kita sedang melihat pembalap Rosi sedang memiringkan motornya di belokan. Sementara gaya sentrifugal dilihat dari
kerangka acuan yang berputar (non-inersia) misalnya benda di dalam bola yang
sedang berputar.
Untuk
lebih memahami saya ambil contoh pertunjukan “tong setan” di pasar malam. Di
Taman Safari Indonesia Cisarua Bogor pertunjukan ini juga ada. Ini adalah pertunjukan pengendara sepeda
motor yang berputar pada suatu dinding tong melingkar namun tidak jatuh. Bagi penonton yang duduk diam di dalam tong,
sepeda motor ini mendapatkan gaya sentripetal akibat gerak melingkar. Nah sekarang bayangkan jika dinding, dan
penonton dengan tempat duduknya diputar bersama-sama pada sebuah sumbu. Maka
bagi penonton yang berputar, sepeda motor yang menempel di dinding terjadi
karena gaya sentrifugal.
Bola
bumi yang berputar juga akan membuat efek sentrifugal pada pertikel penyusun
bumi itu sendiri dan semua benda yang berada di permukaannya. Bumi yang berputar dengan sumbu garis khayal
dari kutub utara ke kutub selatan akan membuat gaya sentrifugal yang
berbeda-beda di setiap posisi lintang.
Di katulistiwa gaya sentrifugal ini paling besar sementara semakin
menjauhi katulistiwa gaya sentrifugal semakin mengecil.
Arah
gaya atau percepatan sentrifugal adalah tegak lurus dan menjauhi sumbu putar
secara radial dengan rumus
a
= V2 / R
a
= percepatan sentrifugal
V
= kecepatan linear (keliling lingkaran /
waktu tempuh)
R
= jari-jari
Di
katulistiwa besarnya percepatan sentrifugal bisa dihitung
a
= (2 π R / 24 jam)2 / R
Dengan
memasukan nilai jari-jari di katulistiwa sebesar R=6.378 km diperoleh
percepatan sentrifugal sebesar a=0,034 m/dt2. Terlihat hasilnya sangat kecil dan ini tidak
akan terasa bagi kita yang sudah mendapat percepatan gravitasi sebesar 9,8 m/dt2
ke arah pusat massa bumi. Jika ada
sahabat yang masih berpikiran benda atau manusia atau apapun di permukaan bumi
akan terlempar akibat rotasi bumi, maka disarankan sebaiknya belajar lagi. Sejak
kita dilahirkan bumi sudah berotasi. Kecuali
jika dari keadaan diam lalu tiba-tiba berputar nah itu baru akan terjadi
tragedi tersebut. Bukan terlempar ke depan tapi terpelanting ke belakang
berlawanan arah dengan arah gerak.
Sesuai dengan hukum Newton pertama.
Percepatan
gravitasi
di permukaan bumi sebenarnya adalah perpaduan antara percepatan
gravitasi dengan percepatan sentrifugal.
Nilainya tentu saja berbeda-beda sedikit di setiap tempat di permukaan
bumi. Perubahan nilai gravitasi bisa dibuktikan dengan pengukuran
menggunakan
alat gravimeter. Banyak orang yang sudah
membuktikan bahwa percepatan gravitasi berbeda-beda sedikit di
permukaan bumi. Bukan hanya karena jari-jari yang sedikit
berbeda di setiap tempat tapi juga karena efek sentrifugal akibat
rotasi. Dan tentunya hasil ini membuktikan bahwa bumi berotasi.
Gaya
sentrifugal juga akan membuat efek pada bentuk bumi. Di katulistiwa gaya sentrifugal paling besar
sehingga membuat bumi menggembung di katulistiwa dan pepat di kutub. Dengan pengukuran diperoleh jari-jari bumi di
katulistiwa sebesar 6.378 km dan di kutub sebesar 6.358 km.
Efek Eotvos
Tema
ini masih berhubungan dengan gaya sentrifugal akibat rotasi bumi. Ada sebuah fenomena, gaya sentrifugal pada
kapal yang bergerak ke arah timur akan bertambah, sementara kapal yang bergerak ke arah barat
akan berkurang. Ini terjadi karena saat
kapal bergerak ke timur kecepatan relatifnya bertambah akibat rotasi bumi. Misalnya jika kecepatan kapal 60 km/jam maka
kecepatan relatifnya menjadi kecepatan rotasi bumi + 60 km/jam. Sementara jika bergerak ke barat kecepatan
relatifnya adalah kecepatan rotasi – 60 km/jam.
Efek ini pertama kali ditemukan oleh
Eotvos, sehingga terkenal dengan nama Efek Eotvos. Pada awal tahun 1900-an,
tim Jerman dari Institute of Geodesi di Potsdam melakukan
pengukuran gravitasi pada kapal yang berlayar di lautan Atlantik, Hindia dan Pasifik. Di kapal ikut serta seorang fisikawan Baron Roland von Eotvos (1848-1919). Dia melihat
bahwa pembacaan gravitasi pada
gravimeter menunjukkan nilai yang lebih rendah ketika kapal berlayar ke
arah timur, dan sebaliknya lebih tinggi ketika kapal berlayar ke arah barat. Dia mengidentifikasi peristiwa ini akibat dari rotasi bumi.
Pada tahun 1908 pengukuran dalam rangka eksperimen yang
sesungguhnya dilakukan Eotvos di Laut Hitam. Dua kapal diberangkatkan, satu bergerak ke arah timur dan satu ke barat. Hasil eksperimen Eotvos ini
secara matematis membuktikan bahwa bumi berotasi dengan periode 1 hari sidereal. Sejak saat itu pengukuran gravitasi dalam rangka kegiatan geodesi harus memperhitungkan efek Eotvos ini. Ini menjadi fakta ilmiah bahwa bumi berotasi.
Mari
kita mencoba menghitung secara matematis kapal yang berlayar di katulistiwa. Misalkan benda yang memiliki massa 10 kg
berada di dalam kapal yang sedang berlayar ke timur dan ke barat dengan
kelajuan 36 km/jam atau 10 m/dt, berapakah berat benda tersebut? Anggap percepatan
gravitasi di katulistiwa adalah 9,8 m/dt2.
Di
katulistiwa dengan jari-jari 6.378 km, kecepatan gerak rotasi adalah 465 m/dt. Percepatan
sentrifugal akibat gerak rotasi ini adalah 0,034 m/dt2. Kapal yang bergerak ke timur kecepatan
relatifnya bertambah menjadi 475 m/dt dan percepatan sentrifugal menjadi 0,0354
m/dt2. Sedangkan kapal yang
bergerak ke barat kecepatan realtifnya berkurang menjadi 455 m/dt dan
percepatan sentrifugalnya 0,0325 m/dt2.
Saat kapal sedang diam,
Percepatan total a= 9,8 – 0,034 = 9,766 m/dt2 .
Berat benda = m. a = 10 x 9,766 = 97,66 Newton
Saat kapal berlayar ke timur
Percepatan total a= 9,8 – 0,0354 = 9,7646 m/dt2 .
Berat benda = m. a = 10 x 9,7646 = 97,646 Newton
Saat kapal berlayar ke barat
Percepatan total a= 9,8 – 0,0325 = 9,7675 m/dt2 .
Berat benda = m. a = 10 x 9,7675 = 97,675 Newton
Perhatikan perbedaan berat dan massa. Berat benda adalah gaya
tarik menarik antara bumi dengan benda atau gaya gravitasi yang dialami
benda. Sedangkan massa berhubungan
dengan partikel atau zat penyusun benda.
Efek Coriolis.
Efek
Coriolis di temukan oleh ilmuwan Francis, Gaspard Gustave Coriolis tahun 1792. Coriolis menerangkan bahwa,
Benda yang bergerak lurus dalam kerangka acuan yang
berputar akan terlihat berbelok bagi pengamat yang sedang diam di dalam
kerangka acuan tersebut.
Mari
kita pelajari bagaimana efek tersebut bisa terjadi.
Perhatikan
gambar di atas. Ada dua buah objek A dan
B berada di atas sebuah piringan (disk) dalam kondisi diam. Kedua objek tersebut awalnya dalam posisi berhimpit
di A. Sesaat kemudian objek B bergerak
lurus. Hasilnya bagi kerangka acuan A,
lintasan yang dibentuk oleh B adalah lurus, karena tidak ada gerak lain selain
gerak lurus B.
Sekarang
mari kita putar disk tersebut berlawanan arah jarum jam dengan kecepatan sudut
dan kecepatan linear tetap. Objek A dan objek B (yang awalnya berhimpit di A), ikut
berputar bersama-sama dengan kecepatan
sudut maupun kecepatan linear sama. Apa yang akan terjadi ketika objek B
bergerak lurus menjauhi sumbu putaran?
Perhatikan
gambar di atas. Jika dilihat dari
kerangka acuan A, lintasan objek B akan terdefleksi (berbelok) ke arah kanan
atau berlawanan arah dengan arah putaran.
Mohon
diperhatikan lintasan yang berbelok ini jika dilihat dari kerangka acuan A atau
disk. Jika dilihat dari kerangka acuan
lain misalnya dari luar sistem maka lintasan objek B adalah perpaduan gerak
melingkar dengan gerak lurus, sementara lintasan objek A adalah lingkaran.
Sebaliknya
jika benda bergerak menuju ke sumbu putaran maka benda akan berbelok
searah dengan arah putaran. Seperti ini
ilustrasinya.
Perhatikan
gambar di atas. Disk berputar searah
jarum jam. Objek B bergerak mendekati
sumbu putaran, maka objek B akan terdefleksi searah dengan arah putaran.
Inilah
yang dimaksud dengan efek Coriolis. Gaya
semu yang membuat arah objek B berbelok ini disebut dengan gaya Coriolis.
Percepatan
Coriolis dirumuskan dengan
Sedangkan gaya Coriolis
Keterangan
ac = Percepatan Coriolis
Fc = Gaya Coriolis
v = Kecepatan benda bergerak
Ω = Kecepatan sudut putar
m = massa benda
Perhatikan tanda kali (x) adalah cross bukan perkalian biasa tapi
perkalian vektor.
Kaidah untuk menentukan arah gaya dan percepatan Coriolis pada sebuah
benda yang bergerak lurus dalam kerangka acuan berputar adalah sebagai berikut,
- Jika arah
gerak benda sejajar sumbu putar, percepatan Coriolis adalah nol.
- Jika arah
gerak benda menuju sumbu putar, percepatan Coriolis akan searah dengan
arah putaran.
- Jika arah
gerak benda menjauhi sumbu putar, percepatan Coriolis akan berlawanan arah
dengan arah putaran.
- Jika arah
gerak benda searah dengan putaran, percepatan Coriolis akan menjauhi sumbu
putar.
- Jika arah
gerak benda berlawan arah putaran, percepatan Coriolis akan menuju ke
sumbu putar.
Bagaimana
jika benda melakukan gerak bolak-balik atau berosilasi dalam jangka waktu yang
lama?
Perhatikan
gambar di atas. Jika osilasi objek B ini
berlangsung terus–menerus dalam waktu yang lama maka arah osilasi objek B bagi
kerangka acuan A akan berubah atau berputar dan akan kembali pada arah semula
dalam periode waktu tertentu.
Bumi
kita yang berotasi tentu juga memiliki efek Coriolis. Semua benda di permukaan bumi sampai
atmosfirnya akan mewarisi kecepatan rotasi bumi dan dalam kerangka acuan bumi. Jadi ketika ada benda yang bergerak lurus
naik atau turun atau gerak yang menyebabkan perubahan kedudukan terhadap sumbu
rotasi bumi tentu akan terjadi efek Coriolis.
Penggambaran
yang sudah dijelaskan di atas adalah dalam dua dimensi. Sementara bumi berputar pada suatu sumbu yang
memiliki jari-jari putar yang berbeda-beda di setiap posisi lintang. Jari-jari terbesar adalah di katulistiwa
sementara jari-jari akan mengecil ketika menjauhi katulistiwa. Dengan demikian efek Coriolis akan berbeda-beda
di setiap tempat di bumi ini berdasarkan posisi lintang. Efek Coriolis akan semakin besar ketika
menjauh dari katulistiwa.
Efek
Coriolis di bumi hanya akan terasa untuk benda-benda bergerak lurus dalam waktu
yang cukup lama. Efek Coriolis akan mengakibatkan angin siklon yang berada di
belahan bumi utara berputar searah jarum jam sementara yang berada di belahan
bumi selatan berputar berlawan arah jarum jam.
Angin siklon jarang terjadi di wilayah yang dekat dengan katulistiwa,
karena di katulistiwa efek Coriolis lebih kecil.
Efek
Coriolis pada benda yang mengalami jatuh bebas seperti buah durian jatuh dari
pohonnya, sangat kecil. Buah durian yang
jatuh akan berbelok arah ke timur atau jatuhnya lebih di sebelah timur terhadap
saat belum jatuh. Ini sesuai dengan
kaidah kedua bahwa gerak yang mendekati sumbu putar akan menghasilkan percepatan Coriolis yang searah dengan arah
putaran. Karena arah rotasi bumi dari
barat ke timur maka benda jatuh akan berbelok (terdefleksi) ke arah timur.
Jangan berpikir benda jatuh bebas beloknya ke
barat ya seperti pikiran orang yang menganggap helikopter yang mengambang akan
bergeser jauh ke barat. Ini adalah pikiran orang yang amat sangat belum
faham. Sayangnya banyak orang yang
sebenarnya sudah belajar fisika bab kelembaman di sekolah masih tetap
berpikiran seperti itu. Padahal ketika kita menjatuhkan benda di
dalam pesawat yang melaju dengan kecepatan 1000 km/jam jatuhnya tetap sama
posisinya seperti saat belum dijatuhkan.
Mengapa contoh sederhana ini masih sulit difahami ya? Dan yang lebih
repot alih-alih bertanya agar mendapat pemahaman, ketidakfahaman ini malah dijadikan
argumen untuk membantah rotasi bumi.
Tragis !!!
Pembuktian adanya defleksi ke arah timur akibat rotasi
bumi ini pernah dilakukan oleh Johann Friedrich Benzenberg
di Hamburg tahun 1802. Dia
menjatuhkan bola dari ketinggian 158,5 m dan bola jatuh bergeser ke timur
sejauh 27,4 mm. Menurut perhitungan matematika bola harusnya bergeser ke
timur sejauh 28,1 mm. Perbedaan kecil ini masih wajar karena ada faktor
lingkungan misalnya gangguan angin. Percobaan sejenis pun pernah dilakukan oleh
Ferdinand Reich di Freiberg tahun 1831. Hasilnya juga
membuktikan adanya defleksi ke arah timur.
Adanya
efek Coriolis akibat rotasi bumi ini juga dibuktikan secara ilmiah dengan
hitungan matematis yang tepat oleh pendulum Foucault. Ini adalah bukti yang sangat akurat yang
menunjukkan bahwa bumi memang benar-benar berotasi dan tentu bentuknya juga harus
bulat.
Pendulum Foucault
Pendulum
Foucault diperkenalkan pertama kali oleh Leon Foucault. Pada bulan Februari 1851 Foucault
mempublikasikan pendulumnya untuk membuktikan rotasi bumi. Foucault membuat bandul logam dengan massa 28
kg dan menggantungkannya dengan kawat halus sepanjang 67 meter di puncak dome
Panteon Paris. Pada lantai yang dilalui
oleh lintasan pendulum dibuat latar arah mata angin.
Ini
penampakan pendulum Foucault di Panteon Paris
Pendulum
Foucault dipertunjukkan di kalangan umum di kota paris yang memiliki posisi
lintang 48o 52’ LU. Pendulum
berosilasi dengan arah yang berubah 11
o setiap 1 jam. Untuk kembali lagi ke arah semula dibutuhkan
waktu 32 jam 42 menit.
Seperti
sudah dijelaskan sebelumnya bahwa arah pendulum berubah akibat adanya gaya
Coriolis. Arah dan waktu yang dibutuhkan
pendulum untuk kembali ke arah semula bergantung pada posisi lintang di mana
pendulum itu berada. Di belahan bumi
utara pendulum akan berputar searah jarum jam dan di belahan bumi selatan
berlawanan arah jarum jam. Tepat di katulistiwa pendulum tidak akan mengalami
perubahan arah.
Semakin menjauh dari katulistiwa perubahan
arah pendulum membutuhkan waktu yang lebih cepat daripada di dekat
katulistiwa. Di kutub utara dan selatan
waktu yang dibutuhkan pendulum untuk satu kali putaran adalah sama dengan waktu
rotasi bumi yaitu 1 hari sidereal.
Sedangkan di katulistiwa membutuhkan waktu yang tak berhingga alias
pendulum tidak berputar. Seperti ini
grafiknya.
Rumus
perubahan arah pendulum adalah
ω = 360 sin φ / hari
ω
= perubahan sudut dalam satu hari
φ
= Lintang
Misalkan
jika pendulum itu dioperasikan di Jakarta dengan lintang 6,2o maka
bisa kita hitung berapa perubahan sudut dalam satu hari.
ω
= 360 sin 6,2 = 38,9 derajat
Berarti
pendulum di Jakarta akan berputar 38,9 derajat dalam sehari atau sekitar 1,6
derajat setiap satu jam.
Selain
di Paris pendulum Foucault juga sudah dibuat di berbagai intitusi misalnya di
Ranchi Science Center seperti ini penampakannya.
Di
California Academy of Science, seperti ini fotonya.
Dan
di Chicago Museum of Science and Industry.
Ini screenshot videonya. Silakan
bisa dilihat di youtube. Ini pertunjukan
yang sangat menarik. Sebuah bandul
berosilasi yang semakin lama berbelok arah. Bandul diarahkan agar mengenai dan
merobohkan target. Pada detik 27 target
masih agak jauh. Dan 6 menit kemudian
bandul hampir menyentuh target dan akhirnya berhasil merobohkannya.
Seperti
ini screenshotnya,
Pada detik ke-27 jarak bandul dan target
masih jauh
6
menit kemudian jarak bandul hampir menyentuh target dan akhirnya merobohkannya.
Silakan lihat videonya di sini.
Satelit GeoStationary
Satelit
GeoStationary adalah satelit yang berada di ketinggian sekitar 36.000 km dari permukaan
bumi dengan posisi di atas katulistiwa.
Posisi satelit ini terkunci atau tidak pernah bergeser kedudukannya
terhadap lokasi di bumi. Silakan lihat
artikel sebelumnya “satelit membuktikan bumi berotasi”. Dengan perhitungan secara matematis, orbit
satelit GeoStationary berhasil membuktikan bahwa bumi berotasi dengan periode 1
hari sidereal.
Badan
atau perusahaan yang memiliki satelit GeoStationary di Indonesia antara lain PT
Telkom memiliki satelit TELKOM 2, PT Indosat punya PALAPA D dan BRI memiliki
BRISat. Sedangkan satelit GeoStationary
yang bukan milik perusahaan di Indonesia antara lain Himawari-8, Meteosat
VISSR, Meteosat SEVIRI, GOES East dan GOES west. 5 satelit tersebut adalah satelit pemantau
cuaca global dan menghasilkan foto bumi bulat penuh. Silakan lihat foto bumi dari satelit di
sebuah web yang ditulis oleh Prof. T. Djamaludin dari LAPAN yang berjudul “FLATEARTH : Dongeng Tanpa Landasan Ilmiah”.
Penutup
Bukti-bukti
empiris yang sudah dijelaskan di atas tidak hanya membuktikan bumi berotasi
dengan periode 1 hari sidereal tapi sekaligus juga membuktikan bahwa bentuk
bumi adalah bulat. Secara fisis dan
perhitungan matematis sudah sangat jelas bahwa fakta ilmiah ini adalah bukti
bahwa Tuhan menciptakan bumi dalam bentuk yang bulat dengan jari-jari sekitar
6400-an km dan berotasi dengan periode 1 hari sidereal.
Sains
adalah anugerah dari Tuhan agar manusia dapat memikirkan ciptaanNya dan
menemukan rahasia di balik ciptaanNya tersebut.
Sains tidak mungkin bertentangan dengan kitab Tuhan, karena keduanya
berasal dari Tuhan. Orang yang suka mengejek ilmuwan serta orang yang
mempelajari sains dengan olok-olok “Menuhankan sains” adalah orang yang tidak bersyukur
atas karunia Tuhan. Bahkan ada di antara mereka yang berusaha
membangun opini pertarungan antara sains dan agama. Apakah orang-orang seperti ini bisa disebut
beragama secara kaffah? Mereka tidak
sadar bahwa teknologi apapun yang mereka gunakan setiap hari bahkan sarana untuk
menjalankan ibadah, dilahirkan dari sains.
Buat
saudaraku
sesama Muslim belajarlah dari ilmuwan-ilmuwan Muslim jaman keemasan
Islam. Di tangan merekalah Islam
mencapai puncak peradabannya. Mereka
secara bulat menyatakan bahwa bentuk bumi adalah bulat. Bahkan tidak
sedikit di antara mereka yang berpandangan bumi berotasi sehingga
terjadi siang dan malam misalnya Al-biruni.
Dan tidak sedikit juga yang mulai condong ke heliosentris daripada
geosentris misalnya Nashiruddin Al Tusi (lahir 1201 M) dan Ali Qushji (
lahir
1403 M) dan beberapa ilmuwan muslim lainnya.
Silakan baca artikel sebelumnya.
Ilmuwan-ilmuwan muslim kebanyakan juga seorang ulama yang
kualitas penguasaan Alqur’an dan tafsirnya tidak diragukan. Pelajarilah mengapa mereka tidak
mempertentangkan Alqur’an dengan pengetahuan seputar bentuk bumi dan alam
semesta pada khususnya dan sains pada umumnya.
Jika
sahabat muslim masih ragu benarkah peradaban Islam sudah menyatakan bumi
berbentuk bulat, silakan cari informasi dari berbagai sumber. Atau bacalah biografi dan karya ilmuwan-ilmuwan
muslim tersebut. Semoga sahabat
mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan tidak keliru memahami peradaban Islam
jaman keemasan. Sehingga dijauhkan dari anggapan
bahwa bumi bulat adalah produk Galileo apalagi elit Global. Om Jauh Om !!!
Semoga
bermanfaat.
Referensi
https://en.wikipedia.org/wiki/Earth's_rotation
https://en.wikipedia.org/wiki/E%C3%B6tv%C3%B6s_effect
https://en.wikipedia.org/wiki/E%C3%B6tv%C3%B6s_experiment
https://en.wikipedia.org/wiki/Foucault_pendulum
https://en.wikipedia.org/wiki/Gravimeter
https://tdjamaluddin.wordpress.com/2016/12/21/flat-earth-dongeng-tanpa-landasan-ilmiah/
https://www.youtube.com/watch?v=iqpV1236_Q0
Sumber Blog FISIKA DI SEKITAR KITA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar